REPUBLIKA.CO.ID, Oleh John Tirayoh, Kontributor
Falcon Pictures kali ini mempercayakan Titien Wattimena sebagai sutradara di film teranyarnya, Hello Goodbye. Film ini melibatkan dua bintang muda Indonesia, Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto.
Hello Goodbye mempunyai cerita yang sederhana. Adalah Abi (Rio Dewanto) seorang ABK yang terkena serangan jantung dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit di Busan, Korea Selatan. Pihak KBRI mau tak mau harus turun tangan untuk melindungi warga negaranya tersebut. Ditugaskan seorang Staff KBRI bernama Indah (Atiqah Hasiholan) untuk mengurus dan memastikan status dari Abi.
Abi merupakan sosok yang keras, cuek, egois dan tak mau mendengar apapun yang dikatakan Indah. Sementara Indah sendiri merupakan sosok wanita yang kangen tanah air, berjiwa rapuh, dan sangat tidak menikmati kehidupan monoton yang dijalaninya selama bekerja di konsulat.
Pertemuan yang intens antara Abi dan Indah, lama-kelamaan memunculkan perasaan saling sayang. Abi dan Indah yang awalnya seperti Tom and Jerry, lambat laun saling mengerti dan saling memahami satu dengan yang lainnya. Seperti apa pada akhirnya, tentunya itu yang kita tunggu dari akhir film Hello Goodbye.
Duduk di bangku sutradara adalah Titien Wattimena. Sosok Perempuan yang sukses menulis berbagai skenario film semenjak tahun 2004. Semenjak sukses menulis skenario film Mengejar Matahari, Titien semakin berkibar lewat film-film layar lebar seperti Tentang Dia, Badai Pasti Berlalu, Minggu Pagi di Victoria Park, dan sebuah film arahan Hanung Bramantyo yang berjudul “?” (baca; tanda Tanya).
Menjadi seorang sutradara tidaklah membuat Titien gentar. Sebelumnya Titien sudah menjadi astrada dalam beberapa film-film layar lebar nasional. Dalam Hello Goodbye, talenta Titien sebagai sutradara cukup baik. Sinematografi dan pengambilan angle-angle gambar cukup menarik di mata penonton. Titien juga dapat dikatakan mampu memaksimalkan keindahan dan suasana Busan dalam Hello Goodbye.
Sayangnya, Titien Wattimena yang merupakan maestro dalam menulis kisah cinta film layar lebar terlihat gagal menyajikan dialog atau kisah yang mengharu-biru dalam Hello Goodbye. Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto memang tampil oke sesuai skrip yang ditulis.
Namun, cerita dan dialog yang standard serta konflik yang biasa-biasa saja membuat kisah cinta yang dibuat Titien Wattimena terasa hambar. Bahkan, sedari awal film ini terlihat memperlihatkan adegan yang lamban tanpa ada sesuatu yang membuat menarik.
Klimaks yang ingin dibangun oleh Titien Wattimena juga terlihat biasa tanpa ada sesuatu yang menarik. Kehadiran superstar Korea sebagai bumbu dalam film ini juga tak mampu menolong karena alur cerita terlalu biasa untuk sekelas Titien Wattimena. Tak ayal, saya seperti menonton mini seri Tokyo Love Story atau mini seri korea lainnya yang sering biasa kita tonton.
Terlihat dalam film ini hanyalah sebuah pesan bahwa Cinta bisa datang lewat berbagai cara tanpa kita ketahui. Dari awal permusuhan dan perbincangan kaku dua insan manusia, mampu menjadi akhir sebuah kisah cinta.
Secara keseluruhan, Hello Goodbye menjadi sebuah film yang mulus untuk karir Titien Wattimena sebagai sutradara. Namun, untuk penulisan skenario dan alur cerita, Titien gagal menyajikan sesuatu yang baru dan menarik serta seru untuk kepuasan penonton.
Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto berhasil membuat film ini lebih hidup dengan skenario yang terlalu datar.
Selamat Menonton.