REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum anak mengalami depresi yang berat, maka orangtua harus waspada dan bisa membantu menyelesaikan masalahnya. Berikut tips dari Dokter Heriani SpKJ, psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam menghadapi anak depresi.
* Ketika anak terlihat sangat kecewa, biarkan dulu anak meluapkan kekecewaannya, kecuali kalau dia merusak maka harus dicegah. Kalau anak marah-marah atau rewel, hindari untuk langsung menghujaninya dengan aneka pertanyaan. Cara demikian justru membuat anak merasa seperti diinterogasi. Itu tak akan menyelesaikan masalah. Jangan pula memberinya hukuman fisik seperti memukul, menjewer, atau mencubit. Anak justru malah tambah tertekan, marah dan berontak.
* Ajak si anak bermain. Dari bermain ini akan kelihatan bagaimana dia memperlakukan mainannya. Kalau dia tampak agresif misalnya memukul-mukul boneka dan sebagainya, barulah orangtua mengajak bicara si anak mengikuti bahasa anak. Dari bahasa-bahasa yang dikeluarkan anak, maka orangtua akan tahu apa yang dialami anak. Kemudian, dengan bahasa anak pula, orangtua bisa memberi masukan dan nasehat-nasehat.
* Kita sayangi dia dengan kelebihan dan kekurangannya. Anak itu punya kelebihan adan kekurangan. Jangan lupa untuk memberinya banyak pujian pada hal-hal yang menjadi kelebihan anak.
* Untuk depresi yang sudah berat, misalnya anak sudah tak mau mengurus badan atau tak mau melakukan apa pun, bahkan sampai ada ide bunuh diri, maka harus dibawa ke tenaga profesional, misalnya psikiater.