REPUBLIKA.CO.ID, Tak hanya orang dewasa yang bisa depresi, ternyata anak kecil pun rentan mengalami depresi. Bedanya, gejala-gejala depresi pada anak umumnya tidak konkret, sehingga sulit bagi orangtua untuk mendeteksinya.
Dokter Heriani SpKJ, psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengatakan, depresi pada anak lebih sulit dikenali, dibandingkan depresi pada remaja atau orang dewasa. Orang dewasa atau remaja yang mengalami depresi, bisa dilihat dari wajah yang murung, tidak bergairah, atau terlihat malas. Dan mereka bisa bercerita tentang hal-hal yang membuatnya tidak enak. Tapi kalau anak-anak tidak bisa seperti itu. ''Selain perbendaharaan katanya tidak terlalu banyak, pemahaman tentang diri sendiri juga tidak seperti orang dewasa,'' ungkap Heriani.
Tanda-tanda anak yang mengalami depresi, menurut psikiater RSCM itu, bisa dilihat kalau ada perubahan dari perilaku anak. Misalnya marah-marah, rewel, menarik diri dari lingkungan, kurang antusias, kurang memiliki motivasi, mengalami kelelahan kronis, susah/suka sekali tidur, dan sebagainya. ''Anak yang depresi juga kehilangan minat untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya sangat mereka sukai,'' ungkap Heriani.
Anak yang depresi kerap kali juga mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, sering lupa, menjadi sangat sensitif, dan bisa juga melakukan permainan yang melibatkan kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Tapi ada pula yang bermain dengan tema sedih. Selain itu, anak yang depresi juga kerap mengeluhkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah fisik seperti sakit perut, ngompol, atau pusing.