Kamis 12 Jul 2012 04:11 WIB

Batuk? Makan Es Krim Cokelat Ini Saja

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Karta Raharja Ucu
Es krim, termasuk salah satu makanan beremulsi
Foto: Amin Madani/Republika
Es krim, termasuk salah satu makanan beremulsi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jika ada daftar makanan yang paling digemari anak-anak, es krim cokelat pasti masuk dalam urutan lima besar. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang melarang anaknya untuk sering makan es krim karena bisa menyebabkan pilek atau batuk. Tapi, kini para orang tua tak perlu gusar lantaran ada es krim yang justru bisa menjadi obat batuk. Lho kok bisa?

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Rilnia Metha Sofia yang mengkreasikan es krim rasa cokelat menjadi obat batuk. Rilnia berpendapat, es krim berbahan dasar cokelat memiliki potensi menekan refleks batuk.

"Hal ini terjadi karena cokelat mengandung zat tobromin yang secara signifikan dapat menekan refleks batuk. Cara kerja tobromin ini sama cara kerja obat-obat batuk dalam meredakan batuk," ungkap dia saat mempresentasikan hasil penelitiannya berjudul 'Es Krim Coklat Sebagai Obat Batuk Antitusif' pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-25 di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Rilnia berpendapat, es dapat bekerja secara sinergis dengan tobromin untuk meredakan batuk. Diterangkannya, dingin dengan suhu yang sangat rendah, memang dapat menyebabkan terjadinya cedera pada sel, termasuk pada sel saluran nafas, sehingga menginduksi terjadinya batuk. Namun, dingin dengan suhu yang lebih tinggi, justru dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah lokal tanpa menyebabkan cedera pada sel. 

"Dengan kondisi ini, rasanya tidak kalah enak dengan es krim yang lainnya," ungkap dia.

Dalam penelitiannya, Rilnia menggunakan sampel yang terdiri dari 30 orang mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Mereka dibagi menjadi lima kelompok dan diberi perilaku yang berbeda-beda. Satu kelompok diberi zat dalam obat batuk Dextrometorphan (DMP), kelompok lain diberi krim coklat, es krim atau es krim coklat, sehingga dapat diketahui efek yang terjadi pada masing-masing kelompok.

"Es krim cokelat jika dibandingkan dengan DMP memang memiliki efektivitas yang tidak jauh berbeda. Terlebih lagi, es krim cokelat tidak memiliki efek samping yang berarti jika digunakan sebagai obat. Rasanya yang enak akan meningkatkan kepatuhan pasien minum obat, terutama anak-anak," ujar Rilnia menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement