REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dua tahun vakum tak mengeluarkan album baru, grup band Kerispatih menelurkan album ketujuh berjudul 'Melekat di Jiwa'. Selain sebagai pengobat rindu untuk para Mahapatih --julukan fans Kerispatih--, album anyar itu juga diluncurkan untuk membuktikan bila Kerispatih masih eksis dan masih terus 'hidup' dengan karya-karyanya.
"Ini merupakan album yang menurut kita perfect. Dan kita persembahkan album ini untuk fans kita Mahapatih yang setia menunggu Kerispatih mengeluarkan album kembali," sebut keyboardis Kerispatih, Badai saat berbincang dengan Republika di kantor Nagaswara (5/7).
Dalam album teranyar band yang digawangi Badai, Andika, Fandie, Anton, Arifin itu, berisi 13 lagu baru dan satu lagu medley dari hits Kerispatih. Dalam album itu, Kerispatih mengusung single andalan 'Melekat di Jiwa' yang sekaligus diambil untuk judul album. Kerispatih berharap, karya-karyanya melekat di para pecinta musik Indonesia.
Dengan mempelajari kisah percintaan anak muda, kata Badai, Kerispatih berusaha mengangkatnya menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati banyak orang. Sehingga Kerispatih lebih dikenal dengan lagu-lagu cintanya.
Di lagu 'Bukan Ukuran Cinta Matiku' dan 'Selalu Setia Untuknya', Badai berduet dengan sang vokalis, Fandie. Sementara di lagu 'Mengalahkan Hati', Badai dipercaya untuk bernyanyi solo.
Badai menjelaskan, hal itu sengaja dilakukan agar kemasan musik dan suasana album Kerispatih berbeda dengan album sebelumnya. Badai menyebutkan, ini merupakan album revolusi perjuangan Kerispatih.