Kamis 28 Jun 2012 16:58 WIB

Bagaimanakah Bila Anak Diasuh Kakek dan Neneknya?

Kakek, nenek, dan cucu/ilustrasi
Foto: msndegree.com
Kakek, nenek, dan cucu/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Lantaran situasi tertentu, pasangan suami dan istri terpaksa menitipkan pengasuhan anak-anak mereka pada kakek dan neneknya. Tak ada yang salah memang. Namun, hal ini tak jarang menimbulkan dilema bagi orang tua kandung. Lantaran biasanya para kakek dan nenek sangat menyayangi cucunya, timbul juga kekhawatiran bahwa si anak akan mendapatkan pola asuh yang berbeda. Lantas, bagaimana solusinya?

Elly Risman Musa, pakar parenting, menyebutkan, ada hal yang perlu diperhatikan ketika anak berada di bawah pengasuhan selain orangtua kandung. Ini lantaran anak-anak membutuhkan konsistensi perlakuan untuk membentuk tingkah laku mereka. Oleh karena itu harus ada batasan-batasan yang jelas yang ditetapkan untuk anak. 

Maksudnya adalah agar anak belajar dasar-dasar perilaku yang baik pada awal kehidupannya. Untuk itu orangtua harus mensosialisasikan tujuan dan tahapan pendidikan yang mereka siapkan untuk anak. Kepada siapa sajakah sosialisasi itu diadakan? Kepada pengasuh dan orang-orang terdekat yang akan membantu pengasuhan anak selama ayah dan ibu bekerja. Hal ini akan berdampak baik bagi perkembangan jiwa dan akhlak anak. 

Menurut Elly, orangtua harus menyadari bahwa anak adalah amanah dan cobaan bagi orangtua. Orangtua harus mengembalikan anak kepada pemberi amanah yaitu Allah SWT dalam kondisi yang sebaik-baiknya sebagaimana ia dititipkan oleh Allah SWT kepada kita.

Untuk mengasuh anak memang lebih baik jika kita mendidiknya di bawah pengawasan kita. Bila tidak memungkinkan, hal ini dapat disiasati dengan membicarakan kepada orangtua dengan baik-baik. Ungkapkanlah melalui prolog pentingnya konsistensi dan pembelajaran yang sebaiknya untuk anak. 

Dengan demikian orangtua tidak merasa digurui. Orangtua kandung juga dapat membuat sejenis petunjuk pelaksanaan tentang apa-apa yang sebaiknya kakek-nenek sampaikan kepada cucu dan hal yang mereka harapkan kakek-nenek tidak melakukannya. 

''Berikanlah alasan kepada bahwa anak penting mendapat pengalaman yang beragam di antaranya anak belajar kemandirian, tanggung jawab, belajar menunggu, belajar kecewa ketika permintaannya tidak dipenuhi,'' ujar Elly dalam satu konsultasi.

Jadi, kakek-nenek tidak perlu khawatir jika anak menangis pada saat permintaan tidak dipenuhi. Bapak juga perlu memberi rambu-rambu yang penting pada pengasuh. Mudah-mudahan ada konsistensi antara pengasuh, kakek-nenek, dan orangtua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement