Selasa 26 Jun 2012 09:08 WIB

Ini Dia Trik Sukses Menyusui untuk Ibu Bekerja

Rep: reiny dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Ibu menyusui
Foto: Republika/Amin Madani
Ibu menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, Begitu cuti melahirkan habis, ibu bekerja harus kembali ke kantor. Padahal, di usia tiga bulan, bayi masih membutuhkan kontak langsung dengan kulit bundanya. Bayi juga berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif setidaknya hingga berumur enam bulan.

Di kantor, selain dituntut harus fokus bekerja, secara berkala ibu harus menyempatkan diri untuk memerah ASI untuk cadangan makanan bayi. Persoalannya, belum banyak kantor di Indonesia memiliki fasilitas ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI. “Sebaiknya ibu menyusui yang bekerja mulai menyadari hak-haknya di kantor,” saran konselor laktasi, Nia Umar.

Di tengah keterbatasan ruang, ibu menyusui harus menguatkan tekad. Mereka mesti menyusun strategi agar kebutuhan untuk menyusui buah hati terpenuhi secara optimal. Cari ruangan tertutup dan bisa dikunci agar ibu dapat rileks memerah. “Andaikan ruangnya terbatas, coba pergunakan lemari kabinet berukuran besar untuk menjadi pemisah antara karyawan lain dengan ibu menyusui,” kata Nia memberi alternatif.

Sebagai ibu yang telah sukses memberikan ASI eksklusif, Prameshwari Sugiri pernah membuat ruangan nursingpribadi yang hanya bertutupkan kursi dengan sandaran tinggi. Ritme kerja yang padat tidak memung kinkan untuk sering mondar-mandir ke ruangan menyusui yang sebetulnya tersedia di kantor. “Putar otak deh, demi anak,” celetuknya.

Ruangan nursingyang ideal adalah yang berpendi ngin udara. Ruangan setidaknya cukup untuk menampung tiga orang ibu menyusui pada saat bersamaan. Letaknya sebaiknya tidak bersebelahan dengan toilet ataupun tempat wudhu karena bisa menjadikan ruangan terasa lembab dan berbau apek. Menempatkan ibu menyusui di tempat yang kurang udara akan membuat si ibu stres. “Alhasil, ASI yang keluar pun sedikit,” tambah Nia.

Beberapa perabotan juga perlu ada di dalam ruangan nursing, seperti kursi atau sofa, meja, dan lemari tempat menyimpan peralatan. Alat pompa ASI sebaiknya tidak dipakai secara bergantian karena terkait dengan sterili sasi. Perlu juga disiapkan dispenser karena ibu menyusui biasanya akan mudah haus. “Ibu yang diberi kesempatan untuk menyusui dengan baik biasanya lebih produktif saat bekerja,” papar Nia.

Selain masalah ruangan, ibu menyusui yang memompa ASI bersamaan kadang rentan merasa tertekan. Hal ini dipicu perolehan ASI yang tidak sama. Nia mengatakan, jumlah ASI yang bisa diperah antara satu ibu dan ibu lainnya akan berbeda. “ASI bisa lebih banyak didapat dengan cara meningkatkan frekuensi memompa.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement