REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Promotor Big Daddy, menggaet pengamat musik Indonesia, Bens Leo dan Conrad untuk meredam kontroversi penyelenggaraan konser Lady Gaga di Jakarta. Seperti diketahui hingga saat ini masih terjadi pro dan kontra mengenai kehadiran penyanyi yang dijuluki 'The Mother Monster' ini.
Dalam jumpa pers di Eclectic Cafe, Cilandak, Jumat (25/5), dua pengamat musik papan atas Indonesia Bens Leo dan Conrad mendukung rencana kehadiran pelantun tembang 'Papparazi'. Bens meyakini seandainya konser jadi, Lady Gaga mampu menyesuaikan dirinya.
Keoptimisannya ini ia dapat ketika melihat konser Janet Jackson dan Beyonce. Meski dalam videoklip, kedua penyanyi kulit hitam ini tampil seksi. Namun saat konser di Asia, penampilan mereka tidak vulgar dan mau menghormati kesantunan. "Begitu juga Lady Gaga, saat masuk ke Asia, penampilannya pasti berbeda," ucapnya.
Toh, kata Bens, konser penyanyi asal Amerika Serikat berusia 26 tahun ini pada saat di Filipina, lancar-lancar saja, meski sempat ditolak. Bens secara pribadi mengaku antusias akan konser yang rencananya digelar di Stadion Utama Senayan ini.
Venue yang luas, berkapasitas 50 ribu orang ini, kata Bens, pasti akan mendukung kespektakuleran pertunjukan Lady Gaga. "Sama seperti konser Janet Jackson, keerotisan tidak akan terjadi di konser Lady Gaga," ujarnya yakin.
Dirinya mengimbau pihak-pihak terkait dalam hal ini promotor dan para pemberi izin, untuk selalu berkoordinasi. "Jangan dihentikan negosiasinya agar semua berjalan aman," pintanya.
Sementara itu, pengamat musik lainnya, Conrad, melihat banyak hal positif yang bisa diambil dari konser bertajuk 'The Born This Way Ball' ini. Misalnya dari sisi teknologi. Pasalnya, kecanggihan teknologi dalam setiap konser Lady Gaga dapat menjadi masukan. "Sisi teknologi konser Lady Gaga menyabet penghargaan T.A.C Award," ucapnya.
Kedatangan Lady Gaga, kata Conrad, bisa dijadikan barometer permusikan Asia. Kreativitas yang diusung pelantun 'Poker Face' bisa dijadikan pembelajaran bagi perkembangan musik tanah air.