Rabu 18 Apr 2012 09:04 WIB

Si Gadis Kecil Ogah Dipeluk Ayahnya, Wajarkah?

Ayah dan putrinya/ilustrasi
Foto: teen-beauty-tips.com
Ayah dan putrinya/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Anak gadis Anda sudah mulai beranjak remaja. Berbeda dengan masa kecilnya yang merasa senang ketika dipeluk dan dicium kedua orang tuanya, kini si gadis kecil sudah mulai malu. Dia enggan terlihat dipeluk dan dicium meski itu dilakukan oleh ayah dan ibunya sendiri. Wajarkah sikap itu?

Menurut seorang psikolog anak, Elly Risman Musa, banyak ayah dan mungkin juga ibu yang tidak menyadari kalau anak-anak tumbuh dan berkembang dalam arti bertambah ukuran tubuh dan psikisnya. Orangtua terus memperlakukan anak sebagaimana mereka memperlakukan bayi-bayi atau balita mereka. Memeluk, mengeloni, atau memperlakukan mereka dengan cara-cara yang otoriter seperti memaksakan pilihan-pilihan mereka kepada anak.

Sejatinya, kata Elly, anak-anak berkembang mental dan jiwanya. Seiring bertambahnya usia dan berjalannya waktu, anak-anak ingin menjadi dirinya sendiri. Hal ini bukan berarti mereka ingin melupakan orangtua namun mereka ingin tampil atas nama dan untuk dirinya sendiri. Anak harus dapat mangambil keputusan, memilih berbagai pilihan-pilihan. Keterampilan ini akan terbentuk dari mulai berkurangnya peran orang tua dalam pengambilan keputusan untuk anak. ''Perkembangan kognitif atau daya pikir anak memungkinkan mereka untuk belajar mandiri dalam sikap,'' ujar Elly dalam satu konsultasi.

Elly memaparkan, ayah bunda hanya sebagai advisor (penasihat) jika diminta dan menjadi supervisor pada saat anak mencoba menjalankan keputusan-keputusan yang sudah diambilnya. Berkaitan dengan mulai sungkannya anak remaja putri dipeluk-peluk ayahnya adalah hal yang wajar. Di satu sisi anak ingin menunjukkan kedewasaannya di sisi lain ia tidak nyaman dengan mulai tumbuhnya tanda-tanda perkembangan seks sekunder pada dirinya.

Maka, lanjut dia, seharusnya ayah mulai memahami perubahan ini dan secara bertahap mengurangi interaksi fisik dengan anak putrinya. Sebagai gantinya ayah mulai banyak menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan anak karena pada masa remaja ini anak menemukan permasalahan-permasalahan hidup. Dengan demikian keakraban dan rasa kasih sayang tetap dapat disalurkan dari ayah kepada anaknya.

Anak juga terhindar dari pergaulan yang kurang sehat karena ayah siap menjadi tempat dan teman curhat. Bentuk-bentuk ungkapan sayang yang masih dapat dilakukan adalah dengan sapaan sapaan sayang seperti mengelus kepala anak. Dan, ini pun tidak dilakukan di depan teman-temannya. Ayah dapat diberi masukan-masukan ini dan dimohon pengertiannya.

Pada dasarnya, papar Elly, anak tetap tahu kalau orangtua sayang pada mereka walaupun ungkapan-ungkapan sayang yang dulu pernah mereka rasakan berkurang dan berganti dengan adanya perhatian dalam bentuk komunikasi dan pemberian otonomi pada anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement