Senin 12 Sep 2011 16:31 WIB

Desainer Muslim Unjuk Rancangan di Fashion Week

Rep: Agung Sasongko./ Red: Didi Purwadi
Nailah Lymus
Foto: www.fort-greene.thelocal.nytimes.com
Nailah Lymus

REPUBLIKA.CO.ID,BROOKLYN - Dunia Fesyen tak lagi memandang sinis para disainer Muslim untuk unjuk gigi. Apalagi, tren berbuasa Muslim telah menjadi bisnis potensial di masa depan.

Nailah Lymus misalnya. Desainer Muslimah asal Brooklyn, New York, ini segera membuat debut pertama pagelaran karya miliknya. Ia bakal tampil dalam acara Fashion Week, ajang bagi para desainer muda berbakat.

“Saya melihat kesempatan ini merupakan cahaya terang bagi budaya Islam sekaligus mematahkan segenap stereotip yang berhubungan dengan perempuan Muslim,” paparnya seperti dikutip nytimes.com, Senin (12/9).

Nailah mengatakan tak sedikit dari masyarakat AS yang berpikir perempuan Muslim tidak memiliki hak setara dengan kaum lelaki. Mereka tidak memiliki sikap dan hanya mengenakan pakaian serba hitam dan panjang.

“Kami juga perempuan biasa yang suka berdandan, menggunakan warna baju cerah atau sepatu dengan tinggi hak lebih dari 10 cm,'' kata perempuan berusia 27 tahun ini. ''Agama kami membolehkan itu. Jadi, kami sama seperti wanita yang lainnya.”

Diskriminasi

Sebelum mendapatkan kesempatan mencicipi Fashion Week, Nailah sempat patah arang. Ia sadar bahwa sulit untuk menembus citra negatif terhadap budaya Islam.

“Saya merasakan betapa sakitnya diteror dan diintimidasi,” kenang ibu dua anak ini.

Bertubi-tubi mengalami diskriminasi, tidak membuat Nailah goyah dalam hal keyakinan. Ia tahu hanya keimanan yang dapat ia pertahankan. “Saya memiliki hubungan yang kuat dengan Allah. Setiap agama memiliki kaum ekstrimis. Yang pasti adalah agama kami tidak membenarkan hal itu,” paparnya.

Satu dekade kemudian, Nailah telah menjadi seorang Muslim yang tangguh. Ia banyak mengikuti diskusi tentang budaya Islam.

"Saya merasa seperti kita (Muslim) akhirnya kembali mengenal identitas diri kita sendiri," kata Nailah. "Seperti tahun-tahun berlalu, kita akui apa yang terjadi. Tapi, kami tidak ingin menambah keruh suasana. Kami percaya dengan berdakwah. Untuk saya, berdakwah melalui kreatifitas fesyen.''

Beberapa hari sebelum acara, Ahad malam, di studio Seni Tari New York dekat Times Square, ia terlihat mondar-mandir sembari memperhatikan rak desain dan cermat memeriksa pakaian. "Saya menyebutnya gaun para dewi," kata Nailah.

Ia memegang gaun taffeta berwarna biru elegan dengan terusan yang panjang. Desain itu terinspirasi gaya Alexander McQueen yang dibalut dengan nuansa budaya Islam.

"Saya merasa apa yang saya lakukan merupakan refleksi dari diri saya sebagai seorang Muslim. Saya ingin detail desain mencerminkan apa yang saya inginkan,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement