Selasa 05 Jul 2011 12:43 WIB
KH Zainuddin MZ Berpulang

KH Zainuddin MZ (3): Ketika Sang Dai Berpolitik

Red: cr01
KH Zainuddin MZ
Foto: karawanginfo.com
KH Zainuddin MZ

REPUBLIKA.CO.ID, Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin merambah dunia politik. Pada 1977 hingga 1982, ia bergabung dengan partai Islam berlambang Ka’bah, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Jabatannya pun bertambah. Selain dai, ia kini merangkap politikus. Sebuah pilihan yang ditengarai akan memisahkan dirinya dengan umat yang terdiri dari beragam kalangan dan golongan.

Ketika disinggung tentang ketertarikan pada politik, dulu Zainuddin kerap mengelak. "Saya tidak akan kemana-mana, namun ada di mana-mana," ujarnya. Namun slogan dan prinsip itu sepertinya memudar. Ia memang tidak kemana-mana, namun berada di suatu tempat persinggahan; PPP.

Keterlibatannya di PPP tak bisa dilepaskan dari peran guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, sang guru yang pernah menjadi Ketua umum PB NU itu adalah salah seorang deklarator PPP. Zainuddin mengaku lama nyantri di pesantren KH Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu NU.

Sebelum masuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, bapak empat anak ini sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW PPP DKI Jakarta.

Berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari—sejak Pemilu 1977—telah memanfaatkannya sebagai vote-getter (mesin pencari suara).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement