\REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Restoran es krim di London, Covent Garden akhirnya dipaksa menghentikan penjualan es krim "Baby Gaga", yang terbuat dari air susu ibu (ASI). Perintah diberikan terlepas bahwa sang pemilik dan pendiri restoran, Matt O'Connor, mengatakan menu itu terbukti populer di kalangan konsumen.
Petugas balai kota Westminster mengunjungi tempat itu pekan lalu dan melarang penjulan es krim tersebut karena mengandung ASI," kata Brian Connell, anggota dewan Westminster, seperti dikutip Telegraph. Pelarangan dilakukan menyusul dua keluhan dari para anggota masyarakat dan perhatian dari Health Protection Agency dan Food Standard Agency,
Connell mengatakan pemilik restoran sudah setuju menghentikan produksi dan penjualan es krim selama produk itu masih dalam pengujian. Dia menambahkan bahwa menjual makanan yang terbuat dari cairan tubuh orang lain bisa mengantar virus-virus dan dalam hal ini, berpotensi menularkan hepatitis.
"Sebagai otoritas lokal, Dewan Westminster akan mendukung bisnis-bisnis kecil dan menyambut bermacam kemungkinan ide inovatif. Tapi kami harus melindungi kesehatan konsumen," katanya.
O'Connor menyatakan larangan itu berlebihan, dia mengklaim bahan utama telah menjalani pemindaian dan tes sebelum digunakan. "Kami melakukan proses pemindaian sama persis dengan yang dilakukan kepada darah pendonor. Jadi bila mereka mengatakan es krim ASi kami berbahaya artinya mereka mengatakan ASI juga berbahaya dan susu yang diberikan dari ibu ke bank susu sama bahayanya," tukas O'Connor.
ASI untuk es krim disediakan oleh para ibu yang tertarik lewan iklan di forum ibu-ibu online yang bernama Mumsnet.
Baby Gaga adalah campuran ASI dengan vanila kering Madagaskar dan kulit jeruk, yang kemudian dikocok menjadi es krim. Untuk menikmati satu porsi es krim nyeleneh ini, pengunjung diminta membayar 14 poundsterling.