REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Rasa nyeri, bahkan sakit yang tak tertahankan saat melahirkan sering membuat perempuan yang akan melahirkan anak pertamanya merasa resah dan takut. Namun dengan memanfaatkan akunpunktur saat masa melahirkan, rasa nyeri dapat dikurangi dan ditekan seminimal mungkin.
Teknik akupunktur yang bekerja dengan menusukan jarum pada titik-titik syaraf tertentu, sudah lama dikenal sebagai teknik pengobatan tradisional yang berasal dari Cina. Kini, teknik akupunktur telah pula berbaur dengan ilmu kedokteran modern yang diakui. Dan saat ini akan dilibatkan lebih jauh untuk mempermudah proses kelahiran bagi para ibu.
Hal ini dijelaskan dokter spesialis akupunktur dari Rumah Sakit Ortopedi Solo Dr. Syarif Budiman saat hadir sebagai pembicara dalam "Sosialisasi Pemanfaatan Akupunktur dalam Persalinan Bebas Nyeri" di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Kamis (17/2).Sosialiasi dihadiri sejumlah bidan dari RS Moewardi Solo, RS Islam Surakarta Yarsis, dan klinik di Solo.
Dr. Syarif menegaskan, penggunaan akupunktur akan efektif jika digunakan sebelum pembukaan serviks empat sentimeter. Namun, Syarif mengingatkan, sifat nyeri yang relatif bagi setiap orang tidak membuat rasa tidak nyaman ini hilang sama sekali. "Akan tetap ada, namun intensitasnya dikendalikan di bawah rasa sakit yang dapat ditoleransi."
Selama ini, belum ada rumah sakit bersalin yang menyelenggarakan pelayanan akupunktur bagi ibu melahirkan. Padahal, pemanfaatan akupunktur mampu mengurangi rasa nyeri secara efektif, tanpa obat-obatan dengan harga yang murah. "Hanya membutuhkan jarum. Tentu dilakukan oleh praktisi akupunktur."
Selama ini, untuk mengurangi rasa nyeri saat kontraksi rahim, ibu bersalin disuntikan cairan pengurang rasa sakit, salah satunya dengan metode intra labor analgesia (ILA). "Akupunktur tidak akan memengaruhi kemampuan kontraksi si ibu, sementara ILA masih sering berimbas pada kontraksi."
Penggunaan akupunktur akan efektif pada fase persalinan di Kala I dan II. Pada Kala I, facse ini serviks mengalami pembukaan hingga 10 sentimeter, dan mulai memasuki fase pengeluaran bayi di Kala II dengan cara mengedan dan mendorong janin sampai lahir. Saat Kala I, praktisi akupunktur atau akupunkturis akan menempatkan jarumnya pada sejumlah titik di tulang punggung. Sementara pada Kala II, jarum akan ditusukan disekitar tulang ekor.
Saat kedua fase inilah rasa nyeri pasti ditemui calon ibu yang melahirkan secara normal. Pada dua fase terakhir, Kala III dan IV, fase lepasnya plasenta sampai pengawasan dua jam setelah bayi keluar, sudah tidak ada lagi rasa nyeri yang perlu dikurangi oleh cara akupunktur.
Penggunaan akupunktur merupakan upaya untuk mempermudah persalinan calon ibu dengan meminimalkan rasa sakit yang dialaminya. Syarif menambahkan, bahka persiapan melahirkan melalui cara edukasi dan pendampingan ibu hamil sangat menentukan kesuksesan proses melahirkan.
"Rasa nyeri merupakan momen yang harus dilewati setiap perempuan untuk bertransisi dari masa womenhood menuju motherhood." Selain itu, ungkap Syarif, kehadiran suami, keluarga, bidan, akupunkturis dan dokter SpOG merupakan kesatuan tim sukses yang akan menentukan proses kelahiran ibu dan bayi. c