Kamis 04 Dec 2025 15:05 WIB

Trauma Perempuan Korban Banjir Sumatera Dinilai Perlu Pendampingan Serius

Perempuan sering kali harus memikul beban psikologis yang lebih berat.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi pengungsi banjir wanita dan anaknya. Menurut Menteri PPPA, perlu ada layanan psikososial yang berkelanjutan bagi para perempuan terdampak.
Foto: Republika/Daan Yahya
Ilustrasi pengungsi banjir wanita dan anaknya. Menurut Menteri PPPA, perlu ada layanan psikososial yang berkelanjutan bagi para perempuan terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana alam, seperti banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera, tidak hanya meninggalkan kerugian materi dan korban jiwa, tetapi juga menyisakan luka psikologis yang mendalam, terutama bagi kelompok rentan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, secara khusus menyoroti kondisi perempuan korban bencana yang mengalami trauma mendalam.

Menurut Arifah, dampak bencana pada perempuan bersifat ganda. Selain kehilangan harta benda dan tempat tinggal, perempuan sering kali harus memikul beban psikologis yang lebih berat, mulai dari kekhawatiran terhadap keselamatan anak dan keluarga, hingga ketidakpastian akan masa depan. 

Baca Juga

"Saya melihat justru yang trauma, yang perlu pendekatan berkelanjutan adalah kaum perempuan, karena dia melihat rumahnya hanyut, kemudian bagaimana masa depannya dan sebagainya," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di sela-sela peluncuran Hasil Analisis Mendalam Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Menurut dia, perlu ada layanan psikososial yang berkelanjutan bagi para perempuan terdampak. "Sehingga ini perlu ada konseling atau trauma healing secara berkelanjutan," kata Arifah.

Sementara anak-anak secara umum tidak terlihat mengalami trauma. "Kalau secara keseluruhan, kita lihat anak-anak kelihatannya tidak trauma karena mereka bermain. Tapi itu punya kesan mendalam yang akan dibawa sampai nanti dewasa," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement