REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan mengubah atau menyembunyikan kebenaran dari dokter saat kunjungan medis mungkin terasa tidak berbahaya. Namun para ahli kesehatan memperingatkan bahwa praktik ini dapat secara serius membahayakan kesehatan pasien.
Sebuah studi dari University of Utah menemukan sekitar 60 hingga 80 persen orang dewasa pernah berbohong kepada dokter tentang kebiasaan gaya hidup mereka. Alasan di baliknya beragam, mulai dari takut dihakimi, enggan memulai resep baru, atau khawatir mendapat ceramah dari dokter.
Menyembunyikan gambaran kesehatan yang lengkap kepada dokter dinilai dapat menghalangi diagnosis dan pengobatan yang efektif, menjadikan kebiasaan ini sangat berbahaya. Asisten profesor di University of Minnesota Medical School, dr Katie Freeman, mengatakan orang-orang benar-benar berpikir bahwa dokter menghakimi mereka dan akan memandang serta memperlakukan mereka secara berbeda jika mereka mengetahui beberapa informasi tentang kebiasaan mereka, baik atau buruk. Namun, ia menegaskan pandangan tersebut keliru.
“Kami tidak punya waktu untuk menghakimi orang. Kami benar-benar ingin tahu agar kami dapat mencari tahu seperti apa langkah selanjutnya,” ujarnya dikutip dari laman Huffington Post pada Kamis (9/10/2025).
Menjaga informasi penting dari dokter dianggap hanya akan mempersulit pekerjaan mereka dan mempertaruhkan kesehatan pasien. Berikut adalah enam topik utama yang sangat diharapkan para dokter agar pasien berhenti berbohong, beserta alasan mengapa kejujuran sangat krusial:
1. Tidak minum obat yang diresepkan
Asisten profesor di University of Pittsburgh School of Medicine, dr Raquel Zemtsov, menyebut ini adalah salah satu hal yang paling ingin ia ketahui dari pasien. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50 persen orang yang diresepkan obat penurun kolesterol (statin) berhenti meminumnya atau tidak meminumnya sesuai dosis dalam tahun pertama.
Zemtsov mengatakan, ia tidak akan kecewa atau marah jika pasien berhenti minum obat. “Tetapi jika Anda masih memiliki gejala dan saya berpikir Anda sedang meminum obat, saya mungkin membuat keputusan yang berbeda, atau mungkin membuat rencana yang tidak membantu atau tidak aman bagi Anda,” ujarnya.
Hal ini bisa berarti meresepkan obat tambahan, meminta pemeriksaan lebih lanjut, atau meningkatkan dosis, padahal itu tidak perlu. Jika Anda berhenti minum obat karena efek samping, biaya, atau kesulitan mengingat, sangat penting untuk memberi tahu dokter.
“Kami dapat membuat rencana bersama untuk menemukan obat yang lebih baik atau cara yang lebih baik untuk meminumnya tanpa harus melakukan tes tambahan atau pencitraan atau resep lain karena saya berpikir bahwa pengobatan tersebut tidak berhasil,” ujar Zemtsov.
2. Merasa tidak nyaman dengan rencana perawatan
Menurut dr Freeman, selain kepatuhan minum obat, penting untuk memberi tahu dokter sejak awal jika Anda tidak bersedia menindaklanjuti rencana perawatan tertentu. Jika Anda memiliki efek samping dari obat atau cemas tentang prosedur yang diperlukan dan berencana membatalkannya, beritahu dokter. Dengan begitu, dokter dapat menenangkan kekhawatiran Anda atau meresepkan alternatif yang lebih nyaman bagi Anda.