Kamis 09 Oct 2025 09:41 WIB

Pawang Ular Tewas Usai Duel, Begini Fakta Ilmiah King Kobra

King kobra sebenarnya cenderung menghindari manusia.

King Kobra.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi/wsj.
King Kobra.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Seorang warga yang dikenal sebagai pawang atau pemburu ular di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah digigit king kobra saat mencoba menangkap reptil berbisa tersebut. Pria bernama Ocang (70 tahun) ditemukan tak bernyawa di jalan setapak di Desa Cidadap, Kecamatan Sagaranten, Senin (6/10/2025). Saat ditemukan tubuhnya memiliki gigitan pada bagian kaki kanan.

“Korban diduga meninggal akibat gigitan ular king kobra. Kaki kanannya bengkak dan berwarna kebiruan dengan bekas gigitan di sela jari,” ujar Kanit Reskrim Polsek Sagaranten Polres Sukabumi, Aiptu Yadi Supriyadi, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga

Menurut keterangan warga, Ocang dikenal sebagai pawang ular yang kerap menangkap ular berbisa di sekitar perkampungan. Namun kali ini, duelnya dengan ular kobra raksasa sepanjang empat meter berakhir tragis.

King kobra atau Ophiophagus hannah dikenal sebagai ular berbisa terpanjang di dunia, yang bisa mencapai panjang hingga 5,5 meter (18 kaki). Nama ilmiahnya berasal dari bahasa Yunani ophiophagus, yang berarti pemakan ular, karena hewan ini memangsa ular lain termasuk sesama kobra.

Dilansir dari National Geographic, meski reputasinya menakutkan king kobra sebenarnya cenderung menghindari manusia. Namun, saat merasa terancam ular ini dapat mengangkat hingga sepertiga dari tubuhnya dari tanah dan tetap mampu bergerak maju untuk menyerang. Ia juga akan mengembangkan “tudung” khas di lehernya dan mengeluarkan desisan keras menyerupai suara anjing menggeram.

Menurut data zoologi, bisa king kobra bukan yang paling beracun di antara ular-ular mematikan. Meski jumlah neurotoksin yang disuntikkannya dalam sekali gigitan sangat besar bisa mencapai 0,2 ons cairan. Jumlah itu cukup untuk membunuh 20 orang dewasa atau seekor gajah.

Racun ini menyerang sistem saraf pusat dan pernapasan korban, menyebabkan kelumpuhan otot, henti napas, hingga gagal jantung bila tidak segera ditangani dengan antivenom (penawar racun).

Tersebar luas di Asia...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement