Kamis 25 Sep 2025 10:01 WIB

Tetap Waspada, Hewan Peliharaan Rabies Berisiko Agresif

Rabies disebabkan oleh Lyssavirus yang menyerang sistem saraf pusat.

Seekor kucing disuntik vaksin rabies oleh petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan di RPTRA Flamboyan, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024). Sebanyak 59 ekor kucing peliharaan milik warga disuntik vaksin rabies secara gratis agar tidak membahayakan pemilik dan masyarakat umum. Vaksinasi tersebut sebagai upaya untuk mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seekor kucing disuntik vaksin rabies oleh petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan di RPTRA Flamboyan, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024). Sebanyak 59 ekor kucing peliharaan milik warga disuntik vaksin rabies secara gratis agar tidak membahayakan pemilik dan masyarakat umum. Vaksinasi tersebut sebagai upaya untuk mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta mengingatkan warga agar menjauhi hewan yang terinfeksi rabies walau merupakan peliharaan. Alasannya hewan dengan rabies karena bisa berisiko menyerang atau menggigit.

"Ketika hewan (peliharaan) terinfeksi rabies, dia pasti akan menyerang pemiliknya. Karena rabies, otaknya sudah rusak, sudah diserang oleh virus, maka dia akan agresif," kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan A Sidabalok.

Baca Juga

Hal itu disampaikan dalam Podcast bertema "Peringatan Hari Rabies Sedunia: Upaya Pemprov DKI Jakarta mempertahankan sebagai Wilayah Bebas Rabies", Rabu (24/9/2025). Langkah yang bisa dilakukan saat menemukan hewan terindikasi rabies, yakni segera melapor ke petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) setempat atau satuan pelaksana di kecamatan terdekat.

Rabies disebabkan oleh Lyssavirus yang menyerang sistem saraf pusat, baik pada manusia maupun hewan. Adapun hewan penular rabies antara lain anjing, kucing, kera dan hewan liar yang biasanya karnivora atau bertaring.

Ada tiga tahapan penyakit rabies, diawali ketika virus masuk ke dalam tubuh hewan. Biasanya hewan akan demam, tidak mau makan, lemas dan menunjukkan ketidaknyamanan.

Selanjutnya, virus mulai masuk ke sistem saraf pusat, ditandai hewan mulai gelisah, agresif, tidak mengenal pemiliknya, kemudian takut air, takut cahaya dan mengeluarkan suara aneh atau meraung. Tahap berikutnya, yakni hewan mulai lumpuh, tidak bisa berjalan atau berdiri dan diakhiri kematian.

Rabies bisa dikategorikan menjadi dua, yakni ganas dan tenang. Untuk tipe rabies ganas, misalnya, pada anjing, sekilas tampak seperti anjing gila.

"Yang biasanya kenal pemiliknya, sekarang tidak kenal. Bahkan sampai menyerang atau menggigit. Kemudian mencakar atau menggigit kandangnya, tempat makannya, kemudian juga akan mengeluarkan suara-suara yang tidak normal, meraung-raung," katanya.

Sementara pada tipe rabies tenang, biasanya takut cahaya, takut air dan bersembunyi di tempat yang gelap karena apabila terkena cahaya akan merasa kesakitan. "Kedua gejala rabies tersebut akan diakhiri dengan kematian," kata Hasudungan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement