REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pernah bertanya-tanya mengapa pasien selalu diminta tidak makan atau minum apa pun sebelum operasi? Bahkan sepotong buah kecil pun tidak diperbolehkan. Ternyata, larangan ini bukan sekadar aturan rumah sakit, melainkan langkah medis yang sangat penting untuk keselamatan pasien.
Menurut pedoman medis, pasien disarankan berpuasa antara delapan hingga 12 jam sebelum tindakan operasi. Dalam beberapa kasus, cairan bening seperti air putih mungkin masih diizinkan, namun makanan padat harus dihindari minimal delapan jam sebelum prosedur dilakukan.
Konsultan gizi Kanikka Malhotra, dikutip dari Indian Express, Kamis (9/10/2025), menjelaskan praktik ini dikenal dengan istilah medis NPO (Nothing by Mouth). Atau sebuah prosedur ilmiah yang bertujuan melindungi keselamatan pasien selama dan setelah operasi.
“Saat pasien diberi anestesi, refleks alami tubuh seperti menelan dan batuk akan berhenti sementara. Jika ada makanan atau cairan di lambung, isinya bisa naik kembali dan masuk ke saluran napas, yang berpotensi menyebabkan tersedak atau pneumonia aspirasi,” jelas Direktur Penyakit Dalam di Jupiter Hospital Dr Amit Saraf.
Kondisi ini bisa sangat berbahaya, sehingga memastikan perut kosong menjadi bagian penting dalam protokol keselamatan anestesi.
Baik operasi besar maupun kecil, aturan ini tetap berlaku. “Anestesi dapat mengganggu refleks menelan dan batuk, itulah sebabnya dokter menerapkan prinsip nil by mouth sebelum hampir setiap operasi,” kata Dr Saraf. Perbedaan hanya terletak pada durasi puasa, yang bisa disesuaikan dengan jenis operasi dan kondisi kesehatan pasien.
Dengan mengikuti aturan puasa biasanya tidak mengonsumsi makanan padat selama delapan jam dan cairan selama dua jam sebelum operasi, tubuh diberi waktu untuk mengosongkan lambung sepenuhnya. Hal ini membuat prosedur anestesi lebih aman dan meminimalkan risiko mual atau muntah setelah operasi.
“Memang terasa tidak nyaman, terutama ketika pasien sudah cemas menjelang operasi. Tapi ini langkah kecil yang sangat penting untuk keselamatan,” ujar Malhotra. Selain menjaga jalannya operasi tetap lancar, berpuasa juga membantu mempercepat pemulihan pascaoperasi karena tubuh tidak perlu bekerja ekstra memproses makanan di tengah tindakan medis.
Para ahli menegaskan bahwa aturan ini berlaku untuk semua usia, baik anak-anak maupun dewasa. Ada beberapa hal penting yang harus diingat pasien sebelum operasi:
- Jangan berasumsi bahwa makanan ringan atau secangkir teh aman, tetap bisa meningkatkan risiko.
- Jika tidak sengaja makan atau minum, selalu jujur pada tim medis, karena menyembunyikannya justru berbahaya.
- Ikuti petunjuk dokter terkait obat-obatan, beberapa jenis obat mungkin tetap perlu diminum dengan sedikit air bahkan saat berpuasa.
- Bila ragu tentang waktu makan terakhir, komunikasikan langsung dengan tim kesehatan atau dokter bedah.
“Puasa sebelum operasi bukan sekadar aturan, tapi bentuk sederhana dari perawatan diri yang bisa membuat perbedaan besar dalam keselamatan pasien,” ujar Malhotra.
