REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak penyelenggara Synchronize Festival memastikan selektif memilih sponsor untuk festival musik tersebut. Direktur Komunikasi Synchronize Fest, Aldila Karina, menegaskan bahwa tidak ada kerja sama dengan perusahaan ekstraktif.
"Tidak ada," kata Aldila saat menjawab pertanyaan media terkait sponsor dari perusahaan tambang, dalam konferensi pers di kawasan Kemang, Rabu (9/9/2025).
Aldila menjelaskan dalam menentukan mitra atau sponsor, pihaknya selalu mengedepankan prinsip kesetaraan dan diskusi terbuka di internal tim. Menurutnya, seluruh keputusan dalam Synchronize Festival dilakukan secara kolektif dan mempertimbangkan dampak sosial dari kerja sama yang dilakukan.
"Kami di internal selalu berdiskusi secara setara. Meskipun secara usia berbeda-beda, kami punya prinsip egaliter. Diskusi panjang lebar dilakukan terkait dampak apa pun yang bisa saja terjadi di Synchronize. Hal ini juga kami terapkan kepada semua partner dan stakeholder yang bekerja sama dengan kami," kata Aldila.
la menegaskan Synchronize Festival bukan hanya milik individu atau satu pihak, melainkan milik bersama. Oleh karena itu, nilai kolaborasi dan tanggung jawab sosial menjadi hal yang tak terpisahkan dari festival ini.
"Synchronize bukan hanya tentang demajors, bukan tentang David Karto, bukan tentang saya. Ini tentang kita semua. Semua yang terlibat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," kata Aldila.
Sebelumnya, puluhan musisi batal manggung pada hari kedua dan ketiga di festival musik Pestapora 2025. Mereka memutuskan untuk mundur usai ada informasi bahwa festival tersebut disponsori oleh PT Freeport Indonesia.
Synchronize Fest akan kembali digelar pada 3-5 Oktober 2025 di Gambir Expo Kemayoran. Memasuki tahun ke-10, festival ini mengusung tema "Saling Silang", sebagai wujud perayaan kolaborasi lintas genre dan lintas generasi di industri musik Tanah Air.
Ikuti Whatsapp Channel Republika