REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah kamu mendapat informasi bahwa posisi tidur menyamping dapat merusak wajah? Teori ini, yang sering kali disebut dengan istilah “simetri wajah” telah menjadi perbincangan di media sosial (medsos).
Meskipun terdengar ilmiah, gagasan ini sering kali tidak lebih dari mitos kecantikan yang dibungkus dengan bahasa ilmiah palsu. Kenyataannya, simetri sempurna tidak pernah ada, bahkan pada selebritas seperti Bella Hadid, Gigi Hadid, atau Kendall Jenner. Perbedaan-perbedaan kecil pada wajah biasanya hanya disadari saat algoritma media sosial menyorotnya. Sebelum panik dan mengubah posisi tidur, penting untuk memahami bahwa faktor utama yang memengaruhi wajah adalah waktu, gravitasi, dan genetika.
Pendiri dan kepala ahli bedah di ACSC dr Yash Mehta mengatakan wajah terdiri atas tulang, otot, ligamen, bantalan lemak, dan kulit. Ia menjelaskan pada orang dewasa, tulang-tulang wajah sudah menyatu dan tidak akan bergeser karena posisi tidur. Oleh karena itu, tidur menyamping tidak akan mengubah struktur tulang Anda.
“Namun seiring berjalannya waktu, tekanan konstan pada satu sisi dapat berkontribusi pada perubahan penuaan yang halus, seperti kulit yang lebih kendur, garis yang lebih dalam, atau pembentukan jowl (gelambir di rahang bawah) yang lebih awal,” ujar dr Mehta dikutip dari laman Vogue pada Senin (8/9/2025). Dengan kata lain, "asimetri" yang dilihat lebih disebabkan oleh perubahan jaringan lunak, bukan pergeseran tulang.
Pendiri ISAAC Luxe dr Geetika Mittal Gupta mengatakan masalah ini berkaitan dengan kompresi jaringan yang berulang. “Tidur menyamping dapat secara halus menggeser bantalan lemak, memengaruhi sirkulasi, dan berkontribusi pada ketidakseimbangan kecil,” ujarnya.
Ia mengibaratkan hal ini seperti kacamata yang meninggalkan lekukan pada hidung setelah bertahun-tahun dipakai, tekanan akan meninggalkan jejak, meskipun tidak drastis.
Banyak video TikTok menyarankan tidur telentang sebagai solusi untuk mencapai simetri wajah. Namun, menurut dr Mehta, hal ini hanya efektif jika ketidakseimbangan yang ada disebabkan oleh kompresi kulit, bukan struktur tulang. “Tidur telentang dapat membantu mengurangi garis-garis kompresi kulit yang baru seiring waktu, tetapi tidak akan membalikkan perbedaan yang sudah ada,” ujarnya.
Dia menyebut, pada tahap awal, memberi wajah jeda dari tekanan harian dapat memungkinkan kedua sisi untuk rileks secara merata. Ketidakseimbangan yang ringan mungkin bisa diperbaiki dengan perbaikan postur, pijat, atau yoga wajah. Namun, perlu diingat, asimetri wajah tidak hanya disebabkan oleh posisi tidur. Kebiasaan sehari-hari seperti mengunyah hanya di satu sisi, membungkuk, menopang dagu, membawa tas berat di satu bahu, atau bahkan cara tersenyum dan berbicara, semuanya dapat memengaruhi bentuk wajah seiring waktu.
View this post on Instagram