REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat tubuh terasa lebih berat, melihat kenaikan berat badan di timbangan terkadang bisa membuat "pusing". Namun, fluktuasi berat badan adalah bagian alami dari kehidupan. Faktor-faktor seperti usia, berkurangnya aktivitas fisik, hilangnya massa otot, dan metabolisme yang melambat dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan yang tidak terduga.
"Kenaikan berat badan di sekitar pinggang pada orang dewasa, di luar masa kehamilan, sering kali menjadi tanda resistensi insulin atau hipersekresi insulin,” kata dokter keluarga dan spesialis kedokteran obesitas di Rush University Medical Group, Naomi Parrella, dikutip dari laman Women's Health Mag pada pekan lalu.
Jika kenaikan berat badan mulai memengaruhi kesehatan mental atau cara hidup, internis yang berbasis di Los Angeles, AS, Melina Jampolis, MD, menyarankan untuk mencatat semua yang dimakan serta kebiasaan berolahraga selama satu hingga dua pekan sebelum berkonsultasi dengan dokter. Mungkin saja tanpa sadar, seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari, atau lebih sering duduk di meja kerja karena beban pekerjaan yang lebih berat. Jadwal padat yang membuatmu sering bepergian dan jarang di rumah pun bisa berkontribusi pada kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Sebagai tolok ukur umum, dr Parrella mengatakan kenaikan berat badan sebesar 0,5 kg hingga 1 kg per tahun pada usia 20 hingga 65 tahun merupakan hal wajar. Namun, jika kenaikan berat bada lebih besar dari itu dan sulit menemukan penyebab yang mendasarinya, ada beberapa kondisi medis yang mungkin berperan.
Kenaikan berat badan yang sulit dijelaskan bisa jadi disebabkan oleh beberapa kondisi medis, antara lain:
1. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid yang kurang aktif menyebabkan metabolisme melambat. Menurut dr Jampolis, ini adalah hal pertama yang diperiksa saat seorang wanita muda mengeluhkan kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, karena satu dari delapan wanita akan mengalami gangguan tiroid sepanjang hidupnya.
2. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Gangguan endokrin ini dapat mengacaukan hormon reproduksi dan mengganggu cara tubuh menggunakan insulin, yang umum memicu kenaikan berat badan, terutama di perut.
3. Depresi atau Kecemasan
Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol dalam jumlah besar, yang menyebabkan tubuh terus menyimpan lemak.
4. Tidak Tidur dengan Baik atau Cukup
Kurang tidur memengaruhi hormon lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin), sehingga memicu keinginan makan berlebih. Sebuah studi pada 2023 di Sleep menunjukkan, orang yang tidur kurang dari enam jam per malam cenderung mengalami kenaikan berat badan kembali lebih banyak setelah diet.
5. Pertumbuhan Bakteri Berlebih di Usus Kecil (SIBO)
Ketidakseimbangan bakteri usus dapat memicu timbunan gas dan perut kembung, yang terkadang disertai kenaikan berat badan.
6. Perimenopause
Masa transisi ini menyebabkan hormon seperti estrogen naik-turun, yang bisa memicu kenaikan berat badan.
7. Mengonsumsi Obat Tertentu
Aeorang ahli endokrin, Rocío Salas-Whalen, MD, menjelaskan beberapa jenis obat seperti antidepresan SSRIs, beta blocker, dan steroid dapat memengaruhi nafsu makan atau metabolisme.
8. Penyakit Cushing
Kondisi langka ini menyebabkan produksi kortisol berlebih, memicu penumpukan lemak berlebihan di perut dan leher, dengan lengan dan kaki yang tetap ramping.
9. Dehidrasi
Sinyal haus sering kali disalahartikan sebagai rasa lapar. Kristen Neilan, RD, menjelaskan bahwa hidrasi yang cukup meningkatkan fungsi mitokondria dan metabolisme.
10. Kanker Ovarium
Dalam kasus yang jarang, pembesaran perut bisa disebabkan oleh tumor ovarium dan penumpukan cairan terkait. Dokter Sanaz Memarzadeh menjelaskan bahwa pasien sering datang dengan keluhan perut kembung dan celana yang tidak muat lagi.
11. Berhenti Merokok
Merokok menekan nafsu makan, sehingga berhenti merokok dapat memicu keinginan kuat untuk makan, terutama camilan manis.
12. Diabetes
Penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, sering mengalami kenaikan berat badan karena pengelolaan insulin yang tidak stabil. Peningkatan kadar insulin dasar pada penderita diabetes tipe 2 dapat langsung menyebabkan kenaikan berat badan.
13. Jenis Kanker Lain
Sebagian besar kanker pada tahap awal justru menyebabkan penurunan berat badan, namun seiring perkembangannya, pertumbuhan tumor atau penumpukan cairan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika berat badanmu naik satu hingga dua kilogram atau lebih per minggu dan tidak menunjukkan penurunan, saatnya berkonsultasi dengan dokter. Dr. Shafipour menyarankan untuk melakukan riwayat kesehatan lengkap, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium untuk menemukan penyebabnya.
Pertanyaan Umum
Menurut Dr. Parrella, kenaikan berat badan pada orang dewasa sebagian besar berkaitan dengan keseimbangan hormon. Gangguan tiroid, sleep apnea, atau bahkan kanker bisa menjadi penyebab, tetapi yang paling umum adalah resistensi insulin. Ia juga menekankan bahwa faktor gaya hidup, seperti pola makan, stres, dan kualitas tidur, dapat memengaruhi hormon yang mengatur berat badan. Dr. Parrella juga menepis anggapan bahwa kenaikan berat badan disebabkan oleh kurangnya kalori atau tidak sarapan. Kunci utamanya adalah mendapatkan nutrisi yang tepat, tidur cukup, dan mengelola stres.
Pada akhirnya, Dr. Parrella mengatakan bahwa kenaikan berat badan bukanlah sekadar masalah "makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak." "Motivasi bukanlah masalah bagi kebanyakan orang, dan mencoba makan lebih sedikit serta berolahraga lebih banyak bukanlah jawaban untuk kebanyakan orang," ujarnya. Bagi banyak orang, kenaikan berat badan adalah tanda ketidakseimbangan hormon yang memerlukan pendekatan yang lebih terperinci.