REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang akan mengirim "siswa bermasalah" ke barak militer dinilai tidak tepat. Psikolog anak dari Insight Psikologi, Alfa Mardhika, menilai pola pendisiplinan ala militer berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan emosional anak.
Alfa mengungkapkan pola pendisiplinan berbasis militer umumnya mengandalkan pendekatan hukuman, ancaman, atau latihan fisik yang justru menimbulkan trauma baru. Menurutnya, cara pendisiplinan ini juga hanya akan membuat anak takut dan patuh sementara waktu, tanpa benar-benar menyadari kesalahan atau mengubah perilaku.
“Kalau hanya mengandalkan hukuman fisik, seperti misalnya push-up atau hukuman lainnya, anak mungkin menurut karena takut dihukum. Terus kadang-kadang, pelatihan itu belum tentu relate dengan perilaku yang dia lakukan, jadi dia enggak menyadari perilaku itu salah, tapi lebih ke yang penting enggak dihukum aja,” kata Alfa saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/4/2025).
Ia mengingatkan perubahan perilaku yang didasari rasa takut tidak akan bertahan lama. Ketika anak-anak keluar dari lingkungan pelatihan, risiko mereka kembali berperilaku nakal tetap tinggi karena hukuman sudah tidak lagi diterapkan.
Alfa menilai pendekatan disiplin positif yang humanis akan lebih efektif guna membentuk perilaku anak dalam jangka panjang. Ia menekankan pentingnya menyadarkan anak tentang dampak buruk dari perilaku negatif, serta mengajarkan perilaku alternatif yang lebih bermanfaat untuk masa depan mereka.
Selain itu, Alfa juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam proses perubahan perilaku anak. Ia mengatakan, banyak kasus anak nakal berakar dari kurangnya perhatian dan komhikasi yang baik dari orang tua.
“Jadi justru yang perlu refleksi kalau anak nakal itu ya orang tuanya. Banyak anak nakal itu sebenarnya hanya ingin didengarkan dan diperhatikan,” kata alumni Psikologi Universitas Indonesia tersebut.
Oleh karena itu, Alfa menyarankan, jika kebijakan pelatihan ala militer akan tetap dilaksanakan maka perlu melibatkan perbaikan pola asuh dari orang tua serta pendampingan dari profesional seperti psikolog. Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana mengirim anak-anak bermasalah atau nakal ke barak militer untuk mendapat pelatihan atau pendisiplinan. Menurut Dedi, banyak anak muda di Jawa Barat yang sudah rutin konsumsi minuman keras hingga narkoba, dan banyak orang tua mengaku tidak mampu lagi menangani kenakalan anak mereka.