REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Grup hip-hop asal Irlandia, Kneecap, menyuarakan dukungan kuat terhadap Palestina dalam penampilan keduanya di Coachella 2025 pada Jumat (18/4/2025) waktu AS. Aksi tersebut disampaikan lewat proyeksi visual di panggung bertuliskan “F**k Israel, Free Palestine” serta orasi politik dari salah satu personelnya, Mo Chara.
Langkah ini menyusul kontroversi dari penampilan pertama mereka di akhir pekan lalu di festival, di mana bagian dari pesan-pesan politis mereka dan dukungan terhadap Palestina dilaporkan telah disensor dari siaran langsung Coachella.
Melalui unggahan di X, Kneecap pekan lalu mengonfirmasi penyensoran terhadap pesan kemanusiaan mereka mengenai Gaza. “Pesan kami tentang genosida yang didukung Amerika di Gaza entah bagaimana tak pernah muncul di layar. Kami akan kembali Jumat depan di Coachella dan semuanya akan kami atur,” kata band tersebut.
Dan benar saja, saat kembali tampil di akhir pekan kedua festival, Kneecap tampil dengan sikap politik yang lebih tegas. Selain “F**k Israel, Free Palestine”, Kneecap juga menuliskan pesan “Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Dan ini difasilitasi oleh pemerintah AS yang mempersenjatai dan mendanai Israel meski jelas melakukan kejahatan perang”.
Tokoh media sosial sayap kiri, Hasan Piker, juga turut hadir dan membantu menyebarkan pesan mereka dengan melakukan siaran langsung melalui kanal Twitch miliknya.
Selama pertunjukan, Mo Chara juga menyampaikan pidato singkat. Ia mengatakan bahwa masyarakat Irlandia dulu pernah ditindas oleh Inggris, namun mereka tidak pernah dibom dari langit seperti yang dialami masyarakat Palestina.
“Orang Palestina tidak punya tempat untuk pergi. Itu rumah mereka, dan mereka sedang dibom. Kalau bukan genosida, lalu apa?” kata Mo Chara di hadapan para penonton, seperti dilansir dari NME, Ahad (20/4/2025).
Penampilan itu ditutup dengan seruan massal “Free, Free Palestine” yang dipimpin langsung oleh para personel.
Kneecap yang digawangi Mo Chara, Moglai Bap, dan DJ Provai memang dikenal vokal mengenai isu Palestina. Tahun lalu, mereka membantu menggalang donasi hampir 100 ribu poundsterling untuk mendukung sebuah gym relawan di kamp pengungsi Aida, Palestina.