REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di era digital, banyak orang sulit lepas dari ponsel mereka. Menurut survei dari Reviews.org, rata-rata orang Amerika mengecek ponselnya 205 kali sehari, setara dengan setiap lima menit sekali saat terjaga. Bahkan 43 persen mengakui kecanduan ponsel.
Kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga kesehatan mental dan fungsi otak. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PNAS Nexus menemukan bahwa membatasi akses ke media sosial, layanan streaming dan internet di ponsel dapat meningkatkan kesejahteraan mental, kesejahteraan, dan kemampuan kognitif. Hal ini pada akhirnya bisa membuat otak 10 tahun lebih muda.
Penelitian ini melibatkan tim ahli interdisipliner dengan latar belakang psikologi, psikiatri, dan perilaku konsumen. Dalam studi ini, 467 pengguna iPhone dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menggunakan aplikasi Freedom untuk memblokir akses internet (kecuali panggilan dan pesan), sementara kelompok lain menggunakan ponselnya seperti biasa. Setelah dua pekan, mereka bertukar pesan.
Hasilnya menunjukkan bahwa banyak peserta merasa kesulitan menjalani eksperimen ini, dan hanya 25,5 persen yang berhasil mematuhi setidaknya selama 10 dari 14 hari. Mereka yang berhasil mengalami manfaat signifikan, yaitu waktu layar bekurang lebih dari 50 persen, sementara kejernihan mental, kemampuan berkonsentrasi, dan kesejahteraan meningkat.
Membatasi penggunaan ponsel tidak hanya berdampak positif bagi kesehatan mental, tetapi uga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Secara sosial, hal ini mendorong orang untuk lebih aktif, berinteraski secara langsung, dan lebih memprioritaskan diri sendiri dibanding aplikasi.
"Smartphone telah mengubah hidup dan perilaku kita secara drastis selama 15 tahun terakhir, tetapi psikologi dasar manusia tetap sama. Pertanyaannya apakah kita bisa beradaptasi dengan koneksi terus menerus ke segala hal, sepanjang waktu? Data menunjukkan bahwa kita tidak bisa," kata peneliti studi, Adrian Ward, seperti dilansir dari Best Life, Jumat (21/2/2025).
Ward menambahkan bahwa peserta dalam studi ini lebih banyak menghabiskan waktu di dunia nyata, seperti melakukan hobi, berbincang langsung dengan orang lain, atau menikmati alam. Mereka juga mendapatkan tidur yang lebih baik, merasa terhubung secara sosial, dan lebih memiliki kendali atas keputusan mereka sendiri.