Senin 13 Jan 2025 19:34 WIB

Siswa Dihukum karena Nunggak SPP, Psikolog: Bisa Alami Trauma

Video siswa SD dihukum duduk di lantai karena menunggak SPP viral di medsos.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Anak dimarahi (ilustrasi). Menurut psikolog, anak tidak seharusnya dihukum karena menunggak SPP.
Foto: Foto : Mardiah
Anak dimarahi (ilustrasi). Menurut psikolog, anak tidak seharusnya dihukum karena menunggak SPP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Video seorang siswa SD berusia 10 tahun di Kota Medan menjadi sorotan publik setelah dirinya dihukum duduk di lantai. Hukuman itu disebut diberikan oleh seorang guru lantaran siswa tersebut belum membayar biaya sekolah selama tiga bulan.

Menanggapi kasus ini, psikolog dari Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, menilai hukuman yang diberikan guru tersebut sangat tidak wajar dan tidak tepat sasaran. Menurut dia, siswa tersebut seharusnya tidak mendapat hukuman apapun karena biaya sekolah bukan menjadi tanggung jawab anak.

Baca Juga

“Dalam kasus ini, anak itu tidak punya salah sebenarnya. Memang kendalanya ada di orang tua, sehingga tidak sewajarnya anak mendapatkan hukuman seperti itu. Kalau anak yang melakukan kesalahan, baru hukumnya ke anak, tapi kalau ini kan bukan, jadi tidak perlu ada hukuman seperti itu,” kata Prof Rose saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/1/2025).

Prof Rose mengungkap dampak dari hukuman ini terhadap psikologis anak. Menurut dia, menghukum siswa duduk di lantai selama proses ajar berpotensi membuat anak tersebut menjadi tidak percaya diri, terlukai hatinya, hingga mengalami trauma. Ketika anak sudah mengalami trauma, maka menurut Prof Rose, proses pemulihannya bisa sangat sulit. Terlebih stres dapat mengganggu perkembangan sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat, sehingga anak lebih sulit mencapai potensi maksimalnya.

“Ini bisa berdampak pada banyak hal pada diri anak. Menurut saya sangat sulit untuk kemudian membantu anak yang merasa terluka hatinya menjadi pulih kembali, PR-nya lebih besar jika sudah ada luka di hati anak,” kata Guru Besar Psikologi UI tersebut.

Perihal tunggakan biaya, Prof Rose menilai seharusnya pihak sekolah membicarakannya hanya dengan orang tua. Bagaimanapun, anak tidak boleh dilibatkan dalam permasalahan biaya sekolah. Selama di sekolah, anak juga berhak mendapatkan pendidikan yang setara dan adil.

“Yang perlu dilakukan mengenai masalah ini adalah berbicara ke orang tuanya, mencari solusi apa yang terbaik dan sebaiknya dilakukan. Dan ingat, jangan sampai anak yang jadi korban,” kata Prof Rose.

 

 

Gumanti Awaliyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement