REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – ChatGPT, chatbot kecerdasan buatan milik OpenAI, dilaporkan mengalami gangguan yang memengaruhi ribuan pengguna secara global. Lebih dari 15 ribu insiden dilaporkan oleh pengguna OpenAI pada Kamis (26/12/2024) sore, dengan sebagian besar masalah terkait dengan ChatGPT, menurut Downdetector.
OpenAI mengatakan masalah ini disebabkan oleh gangguan pada penyedia layanan infrastruktur hulu. Selain ChatGPT, layanan lain seperti Sora (model pembuatan videonya) dan API yang memungkinkan komunikasi antar perangkat lunak juga sempat terdampak.
"ChatGPT, API, dan Sora saat ini mengalami tingkat kesalahan yang tinggi. Masalah ini disebabkan oleh penyedia hulu, dan kami sedang memantau situasi,” demikian pernyataan dari OpenAI seperti dilansir dari CBS, Jumat (27/12/2024).
ChatGPT berhenti berfungsi bagi banyak pengguna pada Kamis siang, namun pada Kamis malam jumlah laporan telah berkurang hingga 700. Perusahaan yang berpusat di San Francisco itu mengatakan aplikasi tersebut akan pulih bertahap dalam beberapa jam kemudian.
"ChatGPT sedang dalam pemulihan dan kami terus berupaya memperbaiki secara menyeluruh," kata OpenAI dalam pembaruan pada halaman statusnya.
Sebelumnya, mereka mengatakan ChatGPT telah pulih sebagian, meskipun riwayat percakapan masih belum dapat dimuat. Diluncurkan pada 2022, layanan ChatGPT OpenAI dapat menghasilkan respons seperti manusia berdasarkan permintaan pengguna, dan hingga akhir musim panas ini memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif.
Menurut perusahaan, mayoritas perusahaan Fortune 500 menggunakan produk OpenAI dan API-nya. Sementara itu, CEO OpenAI Sam Altman termasuk di antara para pemimpin teknologi yang berencana menyumbangkan 1 juta dolar AS untuk dana pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang juru bicara pada awal bulan Desember.