REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ahli gizi Esti Nurwanti mengimbau orang tua selalu mengontrol asupan gula pada anak. Hal ini dinilai penting karena anak yang terbiasa diberi minuman atau makanan manis sedari kecil, maka akan cenderung membutuhkan kadar manis yang lebih tinggi di kemudian hari.
“Anak-anak tuh ya kalau dari kecil udah dibolehin minum yang manis banget, kayak minuman kemasan, maka kadar sensitivitas gulanya akan semakin bertambah pas dia besar. Ini bahaya lho, jadi orang tua harus betul-betul mengontrol asupan gulanya dari kecil,” kata Esti dalam talkshow dalam rangkaian acara Indonesia Maternity Baby & Kids Expo di JCC, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Anak usia 2 hingga 6 tahun hanya diperbolehkan mengonsumsi gula tidak lebih dari 19 gram (empat sendok teh) sehari. Lalu asupan gula bagi anak 7 hingga 10 tahun, tidak lebih dari 24 gram atau enam sendok teh per hari. Jika konsumsi gula melebihi batas tersebut, maka anak berisiko mengalami obesitas, diabetes, kerusakan gigi, gangguan perkembangan kognitif dan lainnya.
“Anak-anak itu batas aman konsumsi gulanya tidak lebih dari 24 gram, setengahnya dari batas rekomendasi untuk orang dewasa. Jadi jangan sampai anak ibu-bapak asupan gulanya melebihi itu. Karena dampaknya bisa memicu diabetes pada anak, dan penyakit berbahaya lain,” kata Esti.
Esti mengungkapkan camilan dan minuman kemasan yang beredar di pasaran cenderung memiliki kadar gula yang tinggi. Untuk itu, menurut Esti, orang tua perlu selektif dalam memilih camilan dan minuman kemasan untuk buah hati. Pastikan camilan atau minuman kemasan tersebut rendah gula.
“Batasi juga ya asupannya, jangan kebanyakan. Karena apalagi kalau teh kemasan gitu, itu tidak ada zat gizi lain, jadi akan sangat merugikan bagi kesehatan anak,” kata Esti.
Selain membatasi asupan gula, orang tua juga perlu memastikan buah hatinya mendapatkan asupan gizi seimbang guna memastikan tumbuh kembang anak optimal. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman “Isi Piringku” yang menekankan pentingnya porsi makanan yang mencakup karbohidrat, protein, sayur, dan buah, dalam jumlah seimbang. “Anak yang sehat dan pertumbuhannya optimal itu bisa dicapai kalau asupan gizinya juga terpenuhi. Kemenkes sudah buat pedomannya yaitu Isi Piringku, itu bisa dijadikan acuan orang tua,” kata Esti.