Jumat 29 Nov 2024 11:08 WIB

Happy Salma Cerita Filosofi di Balik Koleksi Baru Tulola

Bunga dipandang sebagai simbol alam dan perjalanan kehidupan.

Jenama perhiasan Tulola luncurkan koleksi Alam Bunga-The Garden.
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Jenama perhiasan Tulola luncurkan koleksi Alam Bunga-The Garden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Happy Salma adalah seorang seniman dan penggiat budaya yang sudah lama memiliki pula bisnis perhiasan bernama Tulola. Menutup tahun 2024, Tulola meluncurkan koleksi perhiasan baru yang diberi nama Alam Bunga-The Garden.

Tulola yang didirikan Happy bersama Sri Luce Rusna dan Franka Franklin-Makarim fokus pada perhiasan yang terinspirasi karya sastra, seni, budaya serta alam Indonesia. "Inspirasi Tulola datang dari alam, sastra, verbal. Kali ini di akhir tahun kami mengambil tema apa yang selalu bisa dirayakan di penghujung tahun, yaitu apa yang sudah dilakukan setahun terakhir," katanya, Kamis (28/11/2024).

Baca Juga

Tulola kemudian menerjemahkan hikmah dari perjalanan setahun terakhir kehidupan dengan metafora alam yaitu bunga. Happy mengatakan, bunga adalah hasil akhir dari proses tanaman. "Betul, tidak semua tanaman berbunga atau berbuah. Ada yang bunganya kelopaknya tidak utuh, tidak mekar, kuncup, tapi itu semua adalah hasil dari proses," terang Happy.

Aneka bunga tropis Nusantara, terutama Bali menjadi sumber inspirasi utama. Tulola melihat keunikan setiap tekstur bunga sebagai simbol alam dan kehidupan. Seperti dahan berduri atau seperti tangkai yang rapuh. Koleksi artwear ini berjumlah 24 yang terdiri dari anting, kalung, bros, subeng, sirkam.

Koleksi Alam Bunga juga tidak dibuat Tulola sendirian. Tulola berkolaborasi dengan perajin Desa Wisata Taro, Bali, di bawah binaan BCA.

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, mengatakan kolaborasi dengan Tulola membantu perajin desa wisata belajar banyak soal desain hingga market. "Mereka desa wisata, tapi belum terpapar dengan bagaimana menjual perhiasan yang bisa dipasarkan di luar market desa. Padahal keahliannya ada," kata Hera.

Selama ini perhiasan di desa wisata Taro lebih banyak digunakan untuk kebutuhan adat. Teknik membuat perhiasannya di desa wisata Taro adalah dengan ditatah.

Franka Franklin-Makarim yang menjabat sebagai CEO Tuloa mengatakan teknik perajin desa wisata Taro berbeda dengan Tulola. "Di sini kita sama-sama belajar, meski gayanya beda. Lekukannya beda. Tulola sama-sama ingin menghasilkan karya kualitasnya lebih baik lagi," katanya.

Koleksi Alam Bunga-The Garden ini akan resmi diluncurkan di semua toko sedari tanggal 29 November 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement