Selasa 19 Nov 2024 21:34 WIB

Roche World Diabetes Day 2024, Pemantauan Glukosa Mandiri Cegah Risiko Komplikasi Diabetes

Kegiatan ini merupakan inisiatif Roche dalam mendorong kesadaran masyarakat.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Peringatan World Diabetes Day 2024 yang diselenggarakan oleh Roche Indonesia.
Foto: Dok. Web
Peringatan World Diabetes Day 2024 yang diselenggarakan oleh Roche Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan prevalensi diabetes menjadikannya penyakit kronisdengan kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Indonesia diabetes diprediksi melonjak hingga 28,5 juta penduduk pada 2045, namun data dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa 74% orang yang hidup dengan diabetes tidak terdiagnosis. Oleh sebab itu, edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap diabetes serta peran penting manajemendiabetes menjadi hal yang krusial. Topik ini menjadi pembahasan utama pada peringatan World Diabetes Day 2024 yang diselenggarakan oleh Roche Indonesia. Kegiatan ini merupakan inisiatif Roche dalam mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahanpenyakit diabetes, peran penting deteksi dini, dan manajemen diabetes secara proaktif denganpemantauan glukosa mandiri.

Penyelenggaraan peringatan World Diabetes Day dimulai dengan kegiatan jalan sehat yangdiikuti oleh lebih dari 150 partisipan dari Komunitas CEO runner dan Ibu Hebat. Selain mendapatkan pengetahuan mengenai informasi penyakit diabetes lewat Diskusi Panel bertajuk Hidup Sehat dengan Diabetes yang dibawakan oleh para dokter spesialis, peserta jugaberkesempatan melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan bagi peserta dengan hasil guladarah yang tinggi, Roche Indonesia juga bekerjasama dengan Prodia untuk menyediakan pemeriksaan lanjutan HbA1C secara cuma-cuma.

“Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, kami menjalankan program transformasi kesehatan yang berfokus pada enam pilar utama. Salah satu prioritas kami adalahmendukung layanan primer untuk diabetes. Upaya ini dimulai dengan promosi kesehatan yangbertujuan memberikan edukasi dan pemberdayaan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnyapencegahan dan pengendalian diabetes. Selain itu, kami juga mengedepankan program deteksidini yang dapat dilakukan melalui Posyandu dan Puskesmas. Diharapkan setiap penduduk usia 15tahun ke atas melakukan deteksi dini minimal 1 kali dalam setahun. Sementara untuk orang yangsudah sakit, dapat melakukan kontrol rutin setiap bulan. Agar program ini berjalan optimal, kamisangat memerlukan kolaborasi dengan berbagai mitra yang peduli terhadap kesehatan. Kolaborasi ini mencakup edukasi kepada masyarakat, pelaksanaan deteksi dini, hingga

peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik,” kata Perwakilan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Tiersa Vera Junita yang hadir membuka Roche World DiabetesDay.

Direktur, Diagnostics Division, PT Roche Indonesia Lee Poh Seng mengatakan, pihaknya memahami pentingnya peran skrining dan deteksi dini dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.  "Peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia membutuhkan aksesibilitas layanan kesehatan yangberkualitas. Pemantauan glukosa mandiri sangat penting dalam manajemen diabetes secaraproaktif guna membantu individu mengelola kondisi mereka. Peringatan Hari Diabetes Sedunia inimenjadi kesempatan untuk semua pihak untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka yang hidupdengan diabetes setiap hari dan mengambil tindakan dalam meningkatkan kesadaran dan edukasimasyarakat serta akses terhadap layanan kesehatan.”

“Berbagai faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes di Indonesia disebabkan beberapafaktor, antara lain minimnya pengetahuan tentang diabetes, pola hidup yang tidak sehat, dankurangnya aktivitas fi sik. Penderita diabetes yang belum mengetahui bahwa dirinya terkenadiabetes, jauh lebih banyak daripada pasien yang telah mendapatkan diagnosa. Maka dari itu,pemantauan glukosa darah mandiri merupakan komponen penting dalam mengurangi risikokomplikasi diabetes dan harus diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat seperti rajinolahraga. Sebab, dengan olahraga teratur sel-sel akan lebih responsif terhadap insulin, yangmembantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target,” ujar Dokter Spesialis PenyakitDalam dan Konsultan Subspesialis Endokrinologi, Metabolisme, dan Diabetes, Dr. dr. Aris WibudiSp.PD-KEMD, FINASIM

Diketahui bahwa diabetes dapat menimbulkan beberapa penyakit komplikasi lainnya yang dimulaidari tingginya kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, upaya pencegahan jauh lebih pentinguntuk dilakukan. Dalam hal ini, deteksi dini menjadi opsi ideal untuk mencegah timbulnyakomplikasi kronik dengan memberikan penanganan secara tepat dan cepat.

Pemantauan glukosamandiri dan manajemen diabetes secara proaktif dapat membantu menurunkan risiko komplikasipada orang yang hidup dengan diabetes. Namun, seringkali pasien tidak melakukan pemantauangula darah secara rutin, sehingga dapat berisiko menimbulkan komplikasi lebih serius.

“Pada dasarnya seluruh masyarakat, berhak mendapatkan sistem kesehatan yang berkualitas, baikbagi penderita diabetes dan tidak. Maka dari itu, pemeriksaan melalui deteksi dini yang akurat

sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Itu sebabnya kami fokus pada

upaya kami dalam mendidik masyarakat umum tentang diabetes, membuka akses terhadap

pengujian diagnostik yang andal, dan membekali penderita diabetes tentang bagaimana mereka

dapat mengintegrasikan manajemen diabetes. Mari bersama-sama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih sehat bagi para pengidap diabetes,” tutup Lee Poh Seng, Director,

Diagnostics Division, PT Roche Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement