Rabu 23 Oct 2024 17:53 WIB

Film Indonesia The Shadow Stray Masuk Top 10 Netflix di 85 Negara

Film The Shadow Stray menampilkan segala macam adegan aksi.

Salah satu adegan di film The Shadow Stray. Film ini  masuk daftar global film non-English di Netflix Top 10. Film ini juga masuk dalam daftar Top 10 di 85 negara.
Foto: Dok. Netflix
Salah satu adegan di film The Shadow Stray. Film ini masuk daftar global film non-English di Netflix Top 10. Film ini juga masuk dalam daftar Top 10 di 85 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film laga asal Indonesia, The Shadow Strays, masuk daftar global film non-English di Netflix Top 10. Pencapaian ini diraih enam hari setelah mulai tayang pada 17 Oktober.

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Rabu (23/10/2024), film karya sutradara Timo Tjahjanto ini juga masuk dalam daftar Top 10 di 85 negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Inggris, Jerman, Spanyol, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Indonesia. The Shadow Strays menjadi proyek Timo yang paling ambisius bersama Netflix, setelah berkolaborasi dengan ahli beladiri ternama Iko Uwais dan Joe Taslim dalam film populer The Night Comes for Us (2018) serta film laga komedi The Big 4 (2022) yang dibintangi Abimana Aryasatya dan Putri Marino.

Baca Juga

Timo, yang bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, mengatakan The Shadow Strays bercerita tentang memiliki perasaan sayang dan tekad untuk menyatakannya. Sang karakter utama, 13, punya trauma gelap dari masa kecilnya yang ia tekan dalam-dalam. Namun di saat bersamaan ia merasa harus menyayangi seseorang dan begitu ia bertemu Monji, ia jadi merasa sangat peduli pada bocah laki-laki ini. "Begitu pula karakter Umbra, yaitu mentor 13. Ia punya perasaan yang begitu besar untuk memiliki seseorang yang ia sayangi, dan itu ia tekan dalam-dalam,” ujarnya.

Selain koreografi pertarungan yang intens dan memukau, lapisan-lapisan karakter beserta perjalanan emosional yang rumit dalam film ini juga meninggalkan kesan yang mendalam. Di mata Timo, penting baginya untuk mendapatkan aktris yang dapat menggambarkan perjalanan emosional yang rumit, dan ia yakin Aurora Ribero dan Hana Malasan merupakan pemeran yang tepat bagi karakter 13 dan Umbra, walau keduanya belum pernah terlibat dalam film laga. “Insting saya berkata kalau Aurora dan Hana adalah pilihan yang tepat,” ujarnya.

Aurora berbagi mengenai sudut pandangnya tentang 13. Menurut dia, karakter 13 terlihat tangguh tapi sebenarnya hatinya sangat lembut dan dia ingin sekali dicintai serta disayangi. Di cerita ini dia mengalami krisis eksistensial dan mencoba untuk menemukan tujuan hidupnya.

Walaupun 13 memandang Umbra sebagai figur seorang ibu, hubungan mereka sangat kompleks. "Umbra mengajarkan 13 untuk menjadi pembunuh berdarah dingin dan 13 harus melakukan banyak sekali hal untuk membuat Umbra bangga. Di saat yang sama, 13 mendambakan cinta Umbra," kata Aurora.

Karakter rumit lainnya adalah sang polisi korup Prasetyo, diperankan Adipati Dolken, yang memiliki hubungan perkawanan erat dengan Ariel (Andri Mashadi) dan Haga (Agra Piliang). “Menggambarkan karakter yang sangat manusiawi dan berlapis-lapis jadi sebuah tantangan besar buat saya,” ujar Adipati.

Ketika Prasetyo merasa bahwa ada yang mengusik keluarganya, hal pertama yang timbul di kepalanya adalah menjadi pelindung. Adipati tidak menganggap Prasetyo sebagai penjahat. "Yang ia lakukan berdasarkan kebutuhan melindungi miliknya. Begitu ada yang mengancam mereka, dia langsung bereaksi. Itu yang membuat dia terlihat jadi seperti penjahat. Dia melindungi keluarga dan teman-temannya, tindakannya dilakukan berdasarkan rasa cinta, termasuk jika yang dilakukan itu keliru,” jelasnya.

The Shadow Strays memiliki elemen sinematik yang sangat memukau, menampilkan segala macam aksi mulai dari aksi kejar-kejaran mobil, baku tembak, kekacauan di kedai teh tradisional Jepang, dan pertarungan jarak dekat. Koreografer stunt Muhammad Irfan dan Trisna Irawan menggunakan silat, kick boxing, pedang katana Jepang, dan senjata-senjata lain yang dibutuhkan di berbagai adegan.

Ifan mengatakan pemain yang sudah familier dengan bela diri dapat menggunakan gaya mereka sendiri dan memasukkan koreografi yang dibuat untuk karakter mereka. “Kami juga menggabungkan macam-macam gaya bela diri untuk menghasilkan koreografi yang kaya,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement