REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil riset tahun 2019 terhadap orang tua millenial di Indonesia, lebih dari setengahnya (55,9 persen) memanfaatkan internet, khususnya media sosial untuk mencari informasi tentang parenting. Namun, tidak semua informasi yang beredar di internet dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
Orang tua jadi harus mencari informasi dari sumber terpercaya. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah yang serius, sekitar 34,2 persen atau 3 dari 10 anak Indonesia mengalami ISPA.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan anak. Alasannya sistem imun berperan penting dalam mendukung prestasi anak. Kesehatan yang baik secara langsung mempengaruhi kemampuan belajar dan performa akademik anak.
“Sistem imun yang kuat berperan penting dalam melindungi otak dari infeksi dan inflamasi," ujar Dokter Spesialis Anak, dr Atilla Dewanti, SpA(K), dalam diskusi Hari Anak Nasional yang diselenggarakan Nutricia, dikutip dari siaran pers, Rabu (31/7/2024)
Dokter Atilla mengatakan, sistem imun yang lemah dapat membuat anak lebih rentan terhadap infeksi. Kemudian yang pada akhirnya mengganggu proses belajar dan pertumbuhan otak.
Ia melanjutkan, ketika anak sering sakit, proses belajar dan perkembangan otak dapat terganggu. Sistem imun yang sehat membantu memastikan anak tetap aktif, belajar dengan baik, dan berkembang secara optimal.
Nutrisi yang menunjang imunitas serta perkembangan otak anak, dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang kaya akan prebiotik. "Itu bisa didapat dari buah-buahan dan sayuran, omega-3 yang bisa didapat dari ikan salmon dan ikan kembung, omega-6 yang bersumber dari makanan seperti telur, vitamin C salah satunya dari buah jeruk, dan vitamin E seperti yang terkandung dalam buah alpukat, yang mendukung kesehatan saluran pencernaan,” paparnya.
Berdasarkan PISA (Programme for International Student Assessment) di tahun 2018, skor anak Indonesia tergolong rendah. Dari 79 negara, Indonesia menduduki peringkat 73 untuk matematika, 74 untuk membaca, dan 71 untuk sains.
Rendahnya skor PISA mengindikasikan perlunya peningkatan tidak hanya dalam metode pendidikan, tetapi juga dalam aspek kesehatan anak. Nutrisi yang tepat dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki performa akademik melalui peningkatan daya tahan tubuh dan fungsi kognitif.