Kamis 27 Jun 2024 08:20 WIB

Duduk Terlalu Lama Timbulkan Risiko Kematian Dini? Peneliti Ungkap Penangkalnya

Peminum kopi diklaim terilindung dari risiko kematian dini akibat duduk terlalu lama.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kopi (ilustrasi). Sebuah penelitian menemukan, minum kopi dipercaya dapat membantu menangkal peningkatan risiko kematian dini yang terkait dengan duduk sepanjang hari.
Foto: Needpix
Kopi (ilustrasi). Sebuah penelitian menemukan, minum kopi dipercaya dapat membantu menangkal peningkatan risiko kematian dini yang terkait dengan duduk sepanjang hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan, minum kopi dipercaya dapat membantu menangkal peningkatan risiko kematian dini yang terkait dengan duduk sepanjang hari. Temuan ini membuka kemungkinan yang menarik tentang bagaimana kita dapat mengurangi risiko kesehatan akibat terlalu sering duduk.

Studi yang dipublikasikan di BMC Public Health menganalisis data dari lebih dari 10 ribu orang dewasa di Amerika Serikat dan menemukan bahwa meskipun duduk dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kematian, para peminum kopi yang rutin tampaknya terlindungi dari efek ini. Para peneliti dari Cina mempelajari data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), sebuah program yang dirancang untuk menilai status kesehatan dan gizi orang dewasa dan anak-anak di Amerika Serikat. Mereka berfokus pada informasi yang dikumpulkan antara tahun 2007 dan 2018, mengikuti para partisipan hingga 13 tahun.

Baca Juga

Penelitian ini mengamati dua faktor utama, yaitu berapa lama orang duduk setiap hari dan berapa banyak kopi yang mereka minum. Para peserta dikelompokkan berdasarkan waktu duduk harian (kurang dari 4 jam, 4-6 jam, 6-8 jam, atau lebih dari 8 jam) dan konsumsi kopi mereka (bukan peminum dan tiga tingkat konsumsi untuk peminum kopi).

Untuk memastikan hasil penelitian seakurat mungkin, para peneliti juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kematian, seperti usia, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, pendapatan, indeks massa tubuh, dan berbagai kondisi kesehatan.

Hasilnya, orang yang duduk selama lebih dari delapan jam sehari memiliki risiko 46 persen lebih tinggi untuk meninggal karena sebab apa pun, dan 79 persen lebih tinggi untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari empat jam setiap hari. Hal ini menegaskan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahaya duduk terlalu lama.

Namun, di sinilah hal yang menarik. Peminum kopi dalam kelompok konsumsi tertinggi (lebih dari 540 gram per hari, atau sekitar 3-4 cangkir) memiliki risiko 33 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyebab apa pun dan 54 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan peminum non kopi. Temuan yang paling menarik adalah ketika peneliti melihat efek gabungan dari waktu duduk dan konsumsi kopi. Peminum non kopi yang duduk selama enam jam atau lebih per hari memiliki kemungkinan 58 persen lebih besar untuk meninggal karena sebab apapun dibandingkan peminum kopi yang duduk kurang dari enam jam.

“Yang penting, peningkatan risiko kematian yang terkait dengan duduk dalam waktu lama hanya terjadi pada peminum non-kopi, bukan pada mereka yang mengonsumsi kopi,” kata peneliti seperti dilansir Study Finds, Kamis (27/6/2024).

Seperti halnya penelitian lainnya, ada beberapa keterbatasan yang perlu diingat. Para peneliti mengandalkan data yang dilaporkan sendiri untuk waktu duduk, yang mungkin tidak selalu akurat. Mereka juga tidak membedakan jenis kopi yang berbeda (espresso, filtered, dll) atau mempertimbangkan efek dari tambahan gula atau krim.

Selain itu, meskipun penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat antara konsumsi kopi dan penurunan risiko kematian pada orang yang duduk dalam waktu lama, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa kopi secara langsung menyebabkan efek perlindungan ini. Faktor-faktor lain yang terkait dengan kebiasaan minum kopi atau pilihan gaya hidup peminum kopi dapat berperan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement