Rabu 29 May 2024 14:45 WIB

Memfasilitasi Lansia Berkarya dan Berdaya Guna

Sejumlah perusahaan telah mempekerjakan lansia sebagai pegawai.

Oma melayani pengunjung saat berbuka puasa di Uma Oma Cafe di kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (26/4/2024). Uma Oma Cafe menjadi salah satu alternatif tempat untuk berbuka puasa bersama dengan sajian menu masakan rumahan. Mengusung konsep buka puasa serasa di rumah nenek, Uma Oma cafe menawarkan sensasi berbuka puasa ditemani dan dilayani oma atau pekerja lansia bagi pengunjung yang merindukan kehadiran nenek di momen bulan suci ramadhan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Oma melayani pengunjung saat berbuka puasa di Uma Oma Cafe di kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (26/4/2024). Uma Oma Cafe menjadi salah satu alternatif tempat untuk berbuka puasa bersama dengan sajian menu masakan rumahan. Mengusung konsep buka puasa serasa di rumah nenek, Uma Oma cafe menawarkan sensasi berbuka puasa ditemani dan dilayani oma atau pekerja lansia bagi pengunjung yang merindukan kehadiran nenek di momen bulan suci ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan berkebaya hitam itu menyambut dengan senyum ketika pengunjung masuk ke sebuah kafe di Blok M, Jakarta Selatan. Senyum merekah sosok itu begitu lama, yang boleh jadi menunjukkan panjangnya perjalanan hidup yang sudah dilalui perempuan bernama Rustinah.

Ia merupakan salah seorang dari empat pekerja lanjut usia atau lansia yang berkarya di Uma Oma dan menjadi yang paling senior di antara mereka. Tugasnya membuka pintu untuk para pengunjung dan mengantar pelanggan keluar dari kafe, yang dilakukan selalu dengan senyuman.

Baca Juga

Perempuan berusia 81 tahun itu sudah bekerja sejak kafe itu kali pertama dibuka pada September 2023 dengan kerja 7 jam setiap sif pada hari kerja. Jumlah itu naik dari awal mula 6 jam kerja karena permintaan langsung dari para oma, begitu cara para lansia itu dipanggil di kafe tersebut.

Alasannya sederhana, bagi Rustinah lebih menyenangkan bekerja di kafe tersebut dibandingkan berdiam di rumah menghabiskan waktu dengan menonton TV, kegiatan yang membuatnya tidak aktif bergerak.

Di tempa kerjanya, selain berinteraksi dan bertemu dengan banyak orang termasuk rekan kerjanya yang banyak berusia muda, dia juga aktif bergerak meski wilayah kerjanya didesain berada di lantai satu untuk menghindarinya lelah naik dan turun tangga.

"Saya tidak mau merepotkan anak-anak saya. Saya ingin sehat, kalau di kafe, apalagi sekarang naik turun (tangga) tambah sehat badan saya di sini," ujarnya.

Bertemu dengan rekan kerja yang masih muda juga tidak membuatnya gentar karena mereka sudah dianggap cucu oleh Rustinah, yang dalam usia produktifnya, ia pernah bekerja di pabrik garmen selama belasan tahun. Dia juga senang dengan hubungan kerja tim antara para oma dan pekerja lainnya, terdiri atas Generasi Milenial sampai dengan Generasi Z. Pegawai termuda bekerja di kafe itu berusia 19 tahun.

Mereka dinilai memperlakukan para oma dengan hormat dan menjaga sopan santun.

Kompensasi yang didapatkannya bekerja juga memuaskan untuknya, meski bukan menjadi tujuan utama dalam bekerja. Selain gaji, dia juga mendapatkan bonus serta jaminan kesehatan.

Didukung oleh keluarganya, yang mengantar dan menjemputnya setiap hari, dia ingin dapat terus bekerja jika memungkinkan mengingat semua manfaat yang didapatnya termasuk mendorongnya lebih sehat dan menjaganya tetap aktif.

Kafe itu sendiri bukan satu-satunya pihak yang mulai mempekerjakan lansia sebagai karyawan. Sebuah grup ritel makanan dan minuman besar baru-baru ini juga viral di media sosial karena membuka lowongan kerja untuk lansia berusia 60 tahun ke atas.

Semakin banyak pihak yang....

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement