Senin 22 Apr 2024 23:26 WIB

Wastra Indonesia Dinilai Berpotensi Jadi Bintang di Dalam dan Luar Negeri

Kekayaan jenis wastra dari berbagai daerah di Indonesia menjadi modal untuk mendunia.

Model memperagakan busana tradisional Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Model memperagakan busana tradisional Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perancang busana Mel Ahyar mengatakan bahwa wastra Indonesia, kekayaan budaya bangsa yang sarat makna dan nilai estetika, memiliki potensi besar untuk menjadi bintang, baik di kancah nasional maupun internasional.

Menurut Mel, ini terlihat dari tren positif di kalangan anak muda Indonesia yang semakin gemar menggunakan wastra dalam keseharian mereka, didorong oleh kemudahan akses informasi dan inspirasi melalui media sosial.

Baca Juga

“Saya yakin sekali wastra Indonesia bisa menjadi bintang di negeri sendiri bahkan di negeri-negeri tetangga,” kata Mel Ahyar dalam jumpa pers Kelana Wastra Fashion Fest 2024 (KAWFEST) di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Ia menuturkan kekayaan jenis wastra dari berbagai daerah di Indonesia menjadi modal untuk mendunia. Pasalnya, dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah mempunyai kekhasan wastra yang mencerminkan identitas dan budayanya.

Wastra merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kain tradisional Indonesia. Wastra umumnya mencerminkan identitas dan filosofi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa contoh wastra Indonesia yang dikenal, antara lain batik, tenun, songket dan ikat.

“Wastra itu banyak sekali jenisnya. Jangan sampai wastra kita diklaim negara tetangga,” kata Mel.

Dalam upaya untuk memperkenalkan beragam wastra Indonesia, Kementerian BUMN menggelar Kelana Wastra Fashion Fest 2024 (KAWFEST) pada 25—28 April 2024 di Sarinah Thamrin Jakarta.

KAWFEST 2024 akan menampilkan bazar khusus produk fesyen, kompetisi desain yang melibatkan siswa-siswi sekolah mode, dan peragaan busana wastra Indonesia dari sejumlah desainer ternama tanah air.

Sejumlah desainer yang ikut terlibat dalam acara ini, di antaranya Oscar Lawalata Culture, Musa Widyatmodjo, Denny Wirawan, Didiet Maulana, Yukako, dan Mariko.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement