Rabu 10 Apr 2024 06:20 WIB

Dokter Ingatkan Masyarakat Agar Pilih Daging Tanpa Lemak untuk Lebaran

Masyarakat juga diimbau untuk menghindari menggoreng daging.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) berbincang dengan pedagang daging saat melakukan sidak harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Kamis (28/7/2022). Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tersebut berangsur turun seperti harga telur ayam dari Rp32 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram, harga cabai merah dari Rp110 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram, harga bawang merah dari Rp80 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram sedang harga daging sapi tetap Rp130 ribu per kilogram.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) berbincang dengan pedagang daging saat melakukan sidak harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Kamis (28/7/2022). Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tersebut berangsur turun seperti harga telur ayam dari Rp32 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram, harga cabai merah dari Rp110 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram, harga bawang merah dari Rp80 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram sedang harga daging sapi tetap Rp130 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan dr. Debora Aloina Ita Tarigan mengingatkan masyarakat khususnya warga Jakarta agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.

"Ketika ada lemak berlebih pada daging, bisa dipotong atau dibuang untuk mengurangi asupan lemak jenuh yang tidak sehat," kata dia melalui keterangan tertulisnya yang disampaikan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Kemudian, Debora juga menyarankan masyarakat untuk menghindari menggoreng daging. Apalagi menggunakan minyak berlebih karena dapat berpotensi menambah kalori dan lemak.

Alih-alih menggoreng, dia menyarankan cara pengolahan yang sehat seperti merebus atau memanggang dengan sedikit minyak dan daging dikonsumsi bersama sayuran segar, seperti brokoli, wortel, kubis serta bayam yang kaya akan serat, vitamin dan mineral penting.

Daging merah bisa tetap dikonsumsi, tetapi perhatikan cara mengolahnya. "Yakni ketika dimasak jangan terlalu matang atau gosong," kata dia.

Selanjutnya, masyarakat juga perlu mempertimbangkan porsi makan mereka agar tidak terlalu sering dan tidak berlebihan demi mencegah munculnya masalah kesehatan.

Dia mengatakan, daging merah mengandung protein tinggi, zat besi, seng dan vitamin B12 yang esensial untuk tubuh.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan ada keterkaitan antara konsumsi daging merah yang berlebihan dengan meningkatnya risiko kanker tertentu, seperti kanker usus besar.

Menurut dia, daging merah dan kanker masih menjadi topik yang kompleks dan terus dipelajari dalam dunia kesehatan.

"Kita tetap perlu waspada karena risiko kesehatan secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan genetika. Bahkan banyak makanan lainnya yang juga bisa memicu kanker," ujar dia.

Debora juga berpesan khususnya bagi masyarakat yang masih sehat dan berusia produktif untuk tetap menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur.

"Juga sebaiknya berasuransi sebagai langkah preventif menghadapi risiko kesehatan yang dapat terjadi tidak terduga dan dapat merugikan keberlangsungan hidup keluarga," kata Medical Underwriter Sequis itu.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement