Sabtu 06 Apr 2024 17:26 WIB

Dampak Kecanduan Media Sosial pada Rentang Perhatian dan Pemahaman Bacaan Seseorang

Konten media sosial cenderung singkat dan dangkal mengurangi kemampuan memproses info

Rep:   Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Ilustrasi membaca. Konten media sosial cenderung singkat dan dangkal mengurangi kemampuan memproses informasi secara mendalam.
Foto: Abdan Syakura/Republika
Ilustrasi membaca. Konten media sosial cenderung singkat dan dangkal mengurangi kemampuan memproses informasi secara mendalam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akun media sosial X Literary Base @literarybase mengunggah sebuah tangkapan layar pada Senin (1/4/2024). Di tangkapan layar tersebut terdapat tulisan berbahasa Inggris yang ditulis oleh MARLEY dengan akun @GirlNamedMarley. 

“tiktok sangat buruk bagi otakku dan ini bukan lelucon, aku BANYAK membaca dan aku memperhatikan bagaimana pemahaman bacaan aku anjlok setelah membiarkan diriku menikmati tiktok sepanjang bulan, aku benar-benar tidak percaya karena aku BELUM PERNAH merasa sebodoh ini sebelumnya,” bunyi tulisan tersebut setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. 

Baca Juga

Literary Base mengunggah tangkapan layar itu dengan tulisan seperti caption, “Apakah kalian yang kecanduan social media juga merasakan attention span dan reading comprehension-nya menurun? Sharing yuuuk! ???? Lt,” 

Psikolog Forensik Klinis A Kasandra Putranto mengatakan kecanduan media sosial dapat memiliki dampak negatif pada rentang perhatian dan pemahaman bacaan seseorang. Ketika seseorang kecanduan media sosial, kata Kasandra, mereka cenderung menghabiskan banyak waktu untuk menggulir berbagai konten yang ditampilkan di platform tersebut. 

“Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada kemampuan seseorang untuk fokus dan mempertahankan perhatian yang mendalam pada bacaan yang lebih panjang atau lebih kompleks,” ujar Kasandra kepada Republika.co.id, Sabtu (6/4/2024). 

Dia juga mengungkapkan kecanduan media sosial juga dapat mengganggu pemahaman bacaan seseorang. Ketika seseorang terbiasa dengan konten yang singkat, cepat, dan sering kali dangkal yang ada di media sosial, mereka mungkin kesulitan dalam memproses informasi yang lebih mendalam atau kompleks. 

“Ini dapat mengakibatkan pemahaman yang dangkal atau terfragmentasi tentang topik tertentu,” katanya. 

Selain itu, kecanduan media sosial juga dapat memengaruhi kualitas waktu yang dihabiskan untuk membaca. Menurut Kasandra, seseorang yang kecanduan media sosial mungkin lebih cenderung untuk terus-menerus memeriksa pemberitahuan dan interaksi sosial di platform tersebut, daripada benar-benar fokus pada bacaan yang mereka lakukan. 

“Hal ini dapat mengurangi waktu yang efektif yang dihabiskan untuk membaca dan memahami bahan bacaan,” ujar Kasandra. 

Kasandra kemudian merinci hal-hal apa saja yang dapat menjelaskan mengapa kecanduan media sosial dapat menyebabkan penurunan rentang perhatian dan pemahaman bacaan dari perspektif psikologis . 

Pertama, penggunaan media sosial sering memberikan penghargaan instan. Hal tersebut memicu pelepasan dopamin dalam otak, yang dapat mengalihkan perhatian dari bacaan yang lebih mendalam. 

Kedua, konten media sosial cenderung singkat dan dangkal. Menurut Kasandra, itu  membentuk kebiasaan baca yang cepat dan permukaan. Kebiasaan tersebut mengurangi kemampuan untuk memproses informasi yang lebih mendalam. 

Ketiga, media sosial penuh dengan stimuli yang dapat mengganggu perhatian. Oleh karena itu, sulit untuk fokus pada bacaan. 

Selain itu, Kasandra menyebutkan, kecanduan media sosial juga dapat memicu perasaan terobsesi dengan media sosial dan jumlah pengikut atau interaksi yang diterima. Perasaan terobsesi ini mengganggu pemahaman bacaan karena fokus yang terlalu besar pada aspek media sosial itu daripada  pada konten bacaan itu sendiri. 

“Dalam kombinasi, faktor-faktor ini dapat menjelaskan mengapa kecanduan media sosial dapat menyebabkan penurunan rentang perhatian dan pemahaman bacaan dari perspektif psikologis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement