Ahad 24 Mar 2024 08:00 WIB

Melajang Bikin Orang Lebih Cepat Tua, Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Ilmuwan mengungkap sisi negatif dari melajang dan terisolasi secara sosial.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Menikah (Ilustrasi). Penelitian mengungkap bahwa orang yang tidak memiliki pasangan secara biologis akan lebih cepat tua dan lebih mungkin meninggal dini karena berbagai sebab.
Foto: www.freepik.com
Menikah (Ilustrasi). Penelitian mengungkap bahwa orang yang tidak memiliki pasangan secara biologis akan lebih cepat tua dan lebih mungkin meninggal dini karena berbagai sebab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menemukan bahwa orang yang tidak memiliki pasangan secara biologis akan lebih cepat tua dan lebih mungkin meninggal dini karena berbagai sebab. Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang tidak tergabung dalam klub atau organisasi sosial mana pun.

Demikian pula dengan orang yang tidak ikut serta dalam kegiatan sosial. Orang yang tidak berbicara melalui telepon dengan teman atau keluarga, tidak bertemu langsung dengan teman atau kerabat, dan tidak menghadiri kegiatan keagamaan juga punya risiko yang sama.

Baca Juga

 

"Penelitian ini menyoroti interaksi penting antara isolasi sosial, kesehatan, dan penuaan. Isolasi sosial yang dikombinasikan dengan kondisi demografi dan medis, tampaknya menjadi faktor risiko yang signifikan terhadap percepatan penuaan dan kematian dini," ungkap penulis senior dan ahli jantung, Amir Lerman, dikutip dari The Sun, Ahad (24/3/2024).

 

Tentunya, orang dapat mengubah perilakunya. Orang bisa mulai melakukan lebih banyak interaksi sosial, olahraga secara teratur, makan makanan sehat, berhenti merokok, cukup tidur, dan sebagainya. Menurut Lerman, membuat dan mempertahankan perubahan ini mungkin akan sangat membantu dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

 

Para peneliti dari Rochester di Minnesota, Amerika Serikat, mengamati hubungan antara isolasi sosial dan penuaan biologis. Penuaan biologis didefinisikan sebagai usia sel-sel tubuh (dibandingkan dengan usia sebenarnya, atau berapa lama manusia itu hidup).

 

Mereka mengikuti 280.324 pria dan wanita berusia di atas 18 tahun yang menjalani rawat jalan di Mayo Clinic antara tahun 2019 hingga 2022. Masing-masing menyelesaikan kuesioner tentang kehidupan sosial mereka dan menjalani tes jantung yang dikenal sebagai elektrokardiografi (EKG) dalam waktu satu tahun. Kuesionernya adalah pilihan ganda dengan pertanyaan seperti berikut ini.

 

- Apakah Anda tergabung dalam klub atau organisasi seperti kelompok keagamaan, serikat pekerja, kelompok persaudaraan atau atletik, atau kelompok sekolah? - Ya (1), Tidak (0), Tolak (t/a)

 

- Seberapa sering Anda menghadiri pertemuan klub atau organisasi tempat Anda tergabung? - Tidak pernah (0), Satu sampai empat kali setahun (0), Lebih dari empat kali setahun (1), Tolak (n/a)

- Dalam sepekan, berapa kali Anda berbicara melalui telepon dengan keluarga, teman, atau tetangga? - Tidak pernah (0), Sekali sepekan (0), Dua kali sepekan (0), Tiga kali sepekan (0), Lebih dari tiga kali sepekan (1), Tolak (n/a)

- Seberapa sering Anda menghadiri kegiatan keagamaan? - Tidak pernah (0), Satu sampai empat kali setahun (0), Lebih dari empat kali setahun (1), Tolak (n/a)

- Seberapa sering Anda berkumpul dengan teman atau saudara? - Tidak pernah (0), Sekali sepekan (0), Dua kali sepekan (0), Tiga kali sepekan (1), Lebih dari tiga kali sepekan (1), Tolak (n/a)

 

- Apakah Anda sekarang sudah menikah, bercerai, berpisah, belum pernah menikah, atau tinggal bersama pasangan? - Belum pernah menikah (0), Berpisah (0), Cerai (0), Janda (0), Tinggal bersama pasangan (1), Menikah (1), Tolak (n/a)

 

Skor 0 atau 1 diberikan untuk setiap respons. Totalnya berkisar antara 0 hingga 4, yang mewakili isolasi sosial paling banyak hingga paling sedikit.

Usia biologis diperkirakan berdasarkan rekaman EKG. Selisih antara usia biologis dengan usia sebenarnya kemudian dihitung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement