Selasa 05 Mar 2024 12:10 WIB

Screen Time Curi Interaksi Pembentukan Bahasa Balita dengan Orang Tua 

Screen time dapat mengurangi rata-rata 1.100 kata dewasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Screen time pada anak (iustrasi).
Foto:

Mendengar lebih sedikit kata mungkin tidak menyebabkan masalah literasi jangka panjang

Michael Noetel, dosen senior di University of Queensland yang membantu meninjau penelitian tentang screen time, mengatakan makalah Dr Brushe adalah penelitian kuat yang mengukur screen time secara objektif. Namun, Dr Noetel mengatakan ada beberapa kelemahan dan tidak jelas apakah mendengar lebih sedikit kata akan menyebabkan masalah literasi di kemudian hari. 

“Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa mendengar lebih sedikit kata berdampak buruk bagi kemampuan baca tulis dan perkembangan anak dalam jangka panjang,” kata Dr Noetel. 

Menurut dia, asumsinya adalah dengan mendengar lebih sedikit kata, anak-anak akan mengalami perkembangan yang lebih lambat dan ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal tersebut penting. Tetapi jika Anda memenuhi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maka anak-anak dalam penelitian ini mendengar empat persen lebih sedikit kata dibandingkan anak-anak lainnya. 

“Kami tidak begitu yakin hal ini akan menyebabkan penurunan literasi secara signifikan seiring berjalannya waktu,” ujar Dr Noetel. 

WHO merekomendasikan untuk membatasi waktu menatap layar hingga satu jam per hari untuk anak berusia tiga tahun. Di Australia, pedoman menyarankan anak di bawah usia dua tahun tidak boleh menatap layar, lalu membatasinya menjadi satu jam per hari hingga mereka berusia lima tahun.

Dr Noetel mengatakan waktu menatap layar sebaiknya didekati dengan cara yang sama seperti makanan, yaitu orang tua membatasi waktu menonton yang "buruk" dan memilih waktu menonton yang lebih mendidik.

“Beberapa layar melakukan hal yang berbeda dari yang lain,” katanya. 

Dia mengatakan menonton TV secara pasif sepertinya tidak baik untuk perkembangan atau kesehatan anak-anak, namun ada hal lain yang tampaknya mempunyai efek-efek berbeda. “Hal-hal seperti aplikasi pendidikan memang membantu anak-anak belajar, ” ujarnya. 

Dr Noetel menuturkan penelitian ini memperkuat kebutuhan untuk berbicara dengan anak-anak di semua titik sepanjang hari, terutama pada tahun-tahun awal.

 

“Ketika anak-anak aktif dan sadar serta memperhatikan dunia, semakin banyak kita berbicara dengan mereka, semakin cepat mereka belajar dan semakin baik mereka menangani semua hal sulit dalam hidup,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement