Senin 26 Feb 2024 07:08 WIB

Kena Long Covid, Mengapa Orang Ada yang Alami Brain Fog?

Kena brain fog, orang kesulitan untuk mengingat, berpikir, atau berkonsentrasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Brain fog usik penyintas Covid-19. Ilmuwan ungkap penyebab brain fog pada orang yang menderita long Covid.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brain fog atau kesulitan berkonsentrasi dan berpikir merupakan salah satu gejala long Covid yang cukup umum dialami oleh penyintas Covid-19. Akan tetapi, penyebab timbulnya gejala brain fog pada penderita long Covid sempat menjadi tanda tanya besar.

Sejak pandemi Covid-19 terjadi, orang masih harus bergelut dengan gejala-gejala Covid-19 meski sudah dinyatakan sembuh. Beragam gejala ini biasanya bertahan selama lebih dari 12 pekan setelah pasien terkena Covid-19. Kondisi ini dikenal sebagai long Covid.

Baca Juga

Gejala long Covid yang dikeluhkan oleh penderitanya sangat beragam. Sebagian di antaranya adalah nyeri sendi, lelah, sesak napas, hingga nyeri otot. Keluhan lain yang juga kerap ditemukan adalah brain fog atau kesulitan untuk mengingat, berpikir, atau berkonsentrasi.

Tim peneliti Trinity College Dublin dan investigator dari pusat penelitian FutureNeuro di Irlandia lalu melakukan studi untuk mengetahui pemicu timbulnya keluhan brain fog pada orang yang mengalami long Covid. Melalui studi ini, tim peneliti menemukan bahwa kemunculan brain fog pada long Covid disebabkan oleh adanya kebocoran pada pembuluh darah di otak dan sistem imun yang hiperaktif.

Tim peneliti mengungkapkan bahwa keluhan brain fog hanya ditemukan pada penderita long Covid yang memiliki kebocoran pembuluh darah. Sebaliknya, pada orang yang tak memiliki kebocoran pembuluh darah, gejala brain fog tidak muncul.

"Untuk pertama kalinya, kami berhasil menemukan bahwa kebocoran pembuluh darah di otak manusia, yang disertai dengan sistem imun hiperaktif, bisa menjadi kunci utama dari timbulnya brain fog terkait long Covid," ungkap profesor di bidang genetika dari Trinity College Dublin sekaligus investigator utama FutureNeuro, Matthew Campbell, seperti dilansir Independent pada Senin (26/2/2024).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement