Kamis 22 Feb 2024 00:04 WIB

Berjuang Lawan Kelelahan, Mayoritas Petugas KPPS Meninggal Akibat Sakit Jantung

Per Selasa (20/2/2024), jumlah petugas pemilu yang meninggal mencapai 94 orang.

Petugas saksi dari partai politik mengamati data perolehan suara Pemilu 2024 di Denpasar, Bali, Selasa (20/2/2024). Banyak petugas KPPS yang jatuh sakit, bahkan meninggal.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas saksi dari partai politik mengamati data perolehan suara Pemilu 2024 di Denpasar, Bali, Selasa (20/2/2024). Banyak petugas KPPS yang jatuh sakit, bahkan meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebab terbanyak kelelahan yang berujung kematian para anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) adalah penyakit jantung. Kementerian Kesehatan pada Selasa (20/2/2024) mengonfirmasi ada 94 petugas pemilihan umum (pemilu) yang meninggal dunia.

"Jadi kelelahan itu adalah manifestasi dari semua penyakit-penyakit yang dialami oleh seseorang," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Mega Febrianora dalam acara bincang-bincang "Jangan Tunggu Sakit, Ini Tanda Kelelahan yang Pantang Diabaikan!" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga

Dokter Mega menjelaskan hal tersebut sebagai respons dari fenomena banyaknya anggota KPPS yang jatuh sakit, bahkan meninggal. Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa dari sejumlah kasus anggota KPPS yang meninggal, terdapat kasus penyakit jantung.

Kasus meninggal saat kedatangan atau yang biasa disebut death on arrival juga ada. Kasus meninggal saat kedatangan biasanya karena penyakit jantung.

Menurut dr Mega, pekerjaan KPPS, yaitu manajemen surat suara, mengangkat kotak suara, mencatat, dan melaporkan, adalah pekerjaan administratif yang bisa dibilang relatif tidak berat. Namun, durasi yang panjang menjadikan pekerjaan itu berbahaya.

Dokter Mega menjelaskan, di media sosial banyak sekali curhatan dan meme yang menceritakan tentang pekerjaan KPPS yang durasinya mulai pagi sampai pagi lagi.

"Karena kalau kita memahami, tubuh kita ini memiliki mekanisme kompensasi yang sangat bagus gitu. Jadi nggak mungkin lelah biasa saja, terus tiba-tiba jadi meninggal," katanya.

Dia menjelaskan kompensasi yang dilakukan oleh tubuh ketika melakukan aktivitas berat adalah dengan menaikkan tekanan darah serta detak jantung guna menyuplai oksigen yang lebih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement