Sabtu 03 Feb 2024 19:04 WIB

Jangan Buru-Buru Sodorkan Susu Formula, Dukung Ibu Beri ASI untuk Bayinya

Ibu membutuhkan dukungan untuk menyusui bayinya.

Ibu menyusui (Ilustrasi). Bayi yang melekat dengan baik pada payudara tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam dalam satu sesi menyusu.
Foto:

Contohnya, suami tidak mendampingi ibu sejak awal kehamilan sampai melahirkan atau bahkan ditinggal sendirian. Alhasil, ibu merasa sendirian dan stres, sehingga ASI tidak keluar.

Mertua atau keluarga terdekat yang menuntut ibu harus sempurna atau terlalu banyak ikut campur juga dapat membuat ibu tertekan. Ada saja ibu baru yang disebut ASI-nya kurang lalu diminta memberikan susu formula untuk bayinya.

Padahal, menurut dr Agnes, pada tiga hari pertama setelah melahirkan normal saja jika ASI belum banyak keluar. Itu karena kebutuhan bayi belum banyak.

"Lambung bayi pun masih sebesar bola kelereng," jelas dr Agnes.

Selama tidak ada kondisi yang membahayakan bagi bayi, lanjut dr Agnes, tidak perlu buru-buru memberikan susu formula. Kondisi yang perlu diwaspadai ialah dehidrasi, hipoglikemia, atau bayi kuning berlebihan.

 

Situasi ibu bekerja juga menjadi penyebab pemberian ASI tidak optimal, terutama pada perempuan yang bekerja di sektor tenaga produksi atau buruh pabrik. Meski sudah ada peraturan bahwa semua anak berhak mendapatkan ASI eksklusif dan perusahaan wajib memberikan cuti selama tiga bulan bagi ibu melahirkan, kenyataannya masih banyak perusahaan dan pabrik yang mengabaikan.

 

Oleh karena itu, dr Agnes berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam menegakkan aturan yang sudah dibuat. Itu penting demi masa depan ibu dan anak yang lebih baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement