REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Public figure Aurel Hermansyah menjadi korban body shaming di dunia maya. Warganet menyebut Aurel mirip ibu-ibu PKK menyusul perubahan berat badannya setelah melahirkan pada November 2023.
Banyak warganet yang menyuruhnya diet dan perawatan, padahal Aurel sedang menyusui anaknya. Pertanyaannya kemudian, bolehkah ibu menyusui menjalani diet?
Dokter gizi dr Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan ibu menyusui terutama yang memberikan ASI eksklusif untuk usia bayi enam bulan ke bawah sebaiknya tidak melakukan diet. Dengan mengurangi makan atau diet, produksi ASI ibu berkurang dan kualitas ASI ibu juga akan berkurang.
“Ini akan berdampak kenaikan berat badan bayinya menjadi tidak sesuai dengan ketentuan, gitu ya, sesuai rekomendasi. Jadi, untuk usia enam bulan ke bawah pada saat masih ASI eksklusif disarankan memang tidak diet, ya,” ujar dr Nurul saat dihubungi oleh Republika.co.id, Jumat (5/1/2024).
Kemudian bagi ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif untuk usia bayi enam bulan ke atas, dr Nurul menuturkan, ini tergantung keputusan ibu. Menurut dia, sebaiknya ibu yang masih menyusui juga tidak diet meskipun anak sudah ada MPASI atau pun ditambah susu formula.
“Kemudian bagaimana dengan yang usia bayinya enam bulan ke atas? Ini tergantung keputusan ibu. Baiknya kan kita menyusui sampai dua tahun ya, jadi kalau masih menyusui, meskipun anak sudah ada MPASI, atau pun ditambah susu formula, baiknya ibunya juga tidak diet,” kata dr Nurul menjelaskan.
Supaya berat badan tidak naik, dr Nurul mengungkapkan tentu makan ibu menyusui harus dijaga, tidak berlebihan, dan rajin aktivitas fisik.
“Olahraga, terutama, supaya berat badannya tidak meningkat,” ujar dr Nurul yang juga berpraktik di RS Alia Pondok Bambu Jakarta Timur ini.
Di sisi lain, dr Nurul juga mengatakan sampai saat ini belum ada rekomendasi baik makanan maupun obat-obatan yang disarankan bagi ibu yang sedang menyusui yang ingin diet. "Kalau kita pengin supaya berat badannya terjaga, nggak makin naik, ya aktivitas fisiknya yang harus ditambah, jadi harus lebih aktif mengurusi anak. Kemudian sempatkan untuk olahraga meskipun ringan, 30 menit sehari, itu enggak masalah. Meskipun cuma jalan pagi sambil dorong stroller, itu enggak masalah atau melakukan aktivitas fisik lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dengan bayinya,” kata dia.
Sementara itu, Children’s Hospital of Philadelphia memberikan kiat-kiat apa yang harus dikonsumsi oleh para ibu menyusui melalui situs webnya. Dilansir Children’s Hospital of Philadelphia, Jumat (5/1/2024), pertama, sertakan makanan berprotein dua hingga tiga kali sehari seperti daging, unggas, ikan, telur, susu, biji-bijian dari tanaman polong-polongan (beans), kacang-kacangan (nuts) dan biji-bijian (seeds). Kedua, makanlah dua porsi buah per hari.
Ketiga sertakan biji-bijian seperti roti gandum, pasta, sereal, dan oatmeal dalam diet Harian Anda. Keempat, minumlah air untuk memuaskan dahaga Anda. Banyak wanita merasa haus saat menyusui namun memaksakan diri untuk minum cairan tidak meningkatkan suplai cairan Anda.
Kelima, pembatasan-pembatasan pola makan sejak hamil tidak berlaku bagi ibu menyusui. Keenam, pola makan vegetarian mungkin cocok dengan menyusui.
Jika Anda menghindari daging, pastikan Anda mengonsumsi sumber zat besi dan zinc lain seperti biji-bijian dari tanaman polong-polongan kering, buah kering, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu. Jika Anda menghindari semua produk hewani (pola makan vegan), Anda perlu mengonsumsi suplemen B12 untuk memastikan bayi Anda tidak mengalami kekurangan B12.