Kamis 25 Jan 2024 20:12 WIB

Viral Karyawati Dijambak-Diseret Pacar, Bagaimana Keluar dari Hubungan Toksik?

Hubungan penuh kekerasan tidak dapat dibenarkan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Sepasang kekasih (Ilustrasi). Video CCTV wanita yang mengalami kekerasan dalam berpacaran viral di media sosial.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sepasang kekasih (Ilustrasi). Video CCTV wanita yang mengalami kekerasan dalam berpacaran viral di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video viral menunjukkan hubungan toksik yang menimpa seorang wanita yang sedang berada di tempat kerjanya. Dalam rekaman CCTV, terlihat wanita tersebut dijambak dan diseret oleh seorang laki-laki yang disebut sebagai kekasihnya.

Anda juga mengalami hubungan yang penuh kekerasan? Perlu diketahui bahwa Anda tidak sendirian, dan Anda memiliki hak untuk memutus siklus tersebut. Meskipun langkah-langkahnya tidak mudah, dengan perencanaan keselamatan dan dukungan yang tepat, perempuan dapat keluar dari hubungan tersebut.

Baca Juga

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda bergerak maju dan tidak kembali lagi dalam hubungan kekerasan dalam pacaran, dikutip dari Psych Central, Kamis (25/1/2024):

1. Buat Rencana Keselamatan

Tentukan orang yang dapat dihubungi untuk mendapatkan bantuan atau perlindungan. Siapkan barang-barang penting yang harus dibawa saat Anda pergi.

Jika sudah menikah, lindungi anak-anak atau hewan peliharaan dengan langkah-langkah tertentu. Tingkatkan keselamatan di tempat kerja, sekolah, tempat ibadah, dan toko. Navigasi skenario potensial dengan mitra, dan buatlah rencana untuk mengakhiri hubungan dengan aman.

2. Bangun Jaringan Keamanan

Untuk menghindari kembali ke hubungan yang penuh kekerasan, lingkupi diri Anda dengan jaringan dukungan dari teman-teman dan orang-orang terkasih yang mengetahui alasan Anda meninggalkannya. Anda bisa kembali mulai berinteraksi dengan orang-orang di komunitas yang mungkin terabaikan selama hubungan tersebut.

3. Ingat Alasan Anda Pergi

Tulis catatan tentang mengapa Anda memutuskan si dia dan mengapa Anda merasa penting untuk tidak kembali. Ini penting untuk menjadi pengingat kuat. Merindukan pasangan adalah hal yang wajar, tetapi mengingat alasan keputusan Anda penting untuk menjaga fokus pada kesehatan dan keselamatan Anda.

4. Utamakan Diri Anda Terlebih Dahulu

Prioritaskan kesejahteraan dan perasaan Anda sendiri. Ingatlah bahwa meninggalkan hubungan yang tidak sehat adalah pilihan positif untuk hidup yang lebih baik.

5. Percaya Insting Anda

Selalu mempercayai naluri Anda. Jika sesuatu tidak terasa benar, mungkin memang demikian. Dengarkan diri sendiri dan percayalah pada penilaian Anda sendiri mengenai waktu terbaik untuk pergi.

6. Berusaha untuk Menjadi Mandiri

Peningkatan keamanan finansial dan tempat tinggal dapat mengurangi risiko kekerasan oleh pasangan intim. Bangun kemandirian finansial, termasuk pendapatan, tabungan, dan kredit Anda sendiri untuk memulai langkah menuju kemandirian.

Pertanyaan umum yang muncul ketika seseorang mengetahui bahwa ada yang menderita pelecehan dan kekerasan dalam hubungan adalah, "Mengapa mereka tidak pergi saja?"

Dilansir Help Guide, pertanyaan ini sebenarnya menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kompleksitas situasi yang dihadapi oleh korban kekerasan dalam hubungan. Bagi mereka yang berada dalam hubungan yang penuh dengan kekerasan, keputusan untuk mengakhiri hubungan tersebut bukanlah hal yang mudah.

Bahkan, keputusan tersebut menjadi lebih sulit ketika korban menghadapi isolasi dari keluarga dan teman-teman, terpukul secara psikologis, terkendali secara finansial, dan bahkan diancam secara fisik oleh pasangan mereka. Mengambil langkah untuk tetap tinggal atau pergi dari hubungan tersebut membawa berbagai perasaan, seperti kebingungan, ketidakpastian, ketakutan, dan perasaan terkoyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement