Rabu 24 Jan 2024 15:14 WIB

Sunscreen Dihancurkan Saat Razia di Sekolah, MUA: Merampas Hak Kesehatan Siswa

Video penghancuran sunscreen siswa di medsos mendapat kritikan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Produk sunscreen (ilustrasi). Penghancuran sunscreen saat razia di sekolah dinilai sebagai upaya perampasan hak kesehatan anak.
Foto: Dok. Freepik
Produk sunscreen (ilustrasi). Penghancuran sunscreen saat razia di sekolah dinilai sebagai upaya perampasan hak kesehatan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan razia barang bawaan siswa. Mulai dari bedak, lipstik, hingga sunscreen dirazia dan tampak dihancurkan.

Video tersebut menimbulkan kontroversi, mengingat fungsi sunscreen untuk kesehatan kulit. Make up artist (MUA) dan nail artist, Rizkia Amini mengatakan, sikap sekolah telah merampas hak kesehatan anak. “Kalau sunscreen disita itu sangat merampas hak kesehatan anak-anak,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/1/2023).

Baca Juga

Rizkia yang juga merupakan lulusan Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menjelaskan bahwa kosmetik terbagi dua yakni kosmetik dekoratif dan komestik perawatan (skincare). Kosmetik dekoratif ini merupakan riasan wajah dan tidak dianjurkan untuk dibawa ke sekolah.

Alasannya, kosmetik dekoratif dapat membuat murid terlihat berbeda-beda, ada yang menonjol, ada yang biasa aja, ada yang menjadi cantik, ada yang malah menjadi menor. “Menurut saya, riasan dekoratif itu sangat tidak perlu di sekolah, kalau disita itu wajar,” kata Rizkia.

Lain hal dengan kosmetik perawatan, ada kosmetik perawatan yang boleh dibawa seperti sunscreen. Karena sunscreen berguna untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari, yang jika kulit terus terpapar matahari tanpa sunscreen bisa menyebabkan berbagai masalah kulit hingga kanker kulit.

Di sekolah, bisa dibilang cukup banyak kegiatan outdoor seperti olahraga, upacara, dan lain sebagainya. “Bahkan anak usia di bawah lima tahun pun sekarang sudah sangat dianjurkan memakai sunscreen oleh dokter anak,” ucap Rizkia.

Kosmetik perawatan juga beragam jenisnya seperti ada juga toner, serum, essence, mousturizer, dan sunscreen. Kosmetik perawatan yang dianjurkan untuk dibawa hanya sunscreen. Karena skincare selain sunscreen, jika dibawa ke sekolah akan mengganggu fokus belajar murid.

“Menurut saya penggunaan skincare lain di lingkungan sekolah dapat mengganggu. Karena skincare itu dipakai bisa pagi-pagi mau berangkat sekolah dan malam hari. Jadi kalau untuk siang saat jam sekolah memang bukan waktunya. Tapi kalau sunscreen itu memang digunakan tiap dua jam sekali untuk mengoptimalkan kerja sunscreen itu,” kata dia.

Rizkia berharap para guru harus diedukasi tentang kosmetik dekoratif dan kosmetik perawatan yang boleh dan tidak. Apalagi saat ini sudah banyak beauty vlogger dan dokter kecantikan yang menyuarakan soal penggunaan sunscreen

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement