Jumat 19 Jan 2024 19:12 WIB

Penanganan Stroke di Golden Period Melalui Terapi Trombolitik

RSPB mengenalkan layanan unggulan Stroke Center dan Vascular Center.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) menyediakan fasilitas terkini untuk pasien.
Foto: Republika.co.id
Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) menyediakan fasilitas terkini untuk pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali tahun 2024, Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) menyelenggarakan talk show bertajuk 'Recent Update of Vascular, Stroke, and Urology'. Di acara tersebut, dikenalkan Stroke Center yang merupakan salah satu layanan unggulan RSPB yang dibentuk untuk memberikan penanganan stroke secara terpadu.

Mulai tahap pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Dr Meidianie Camellia, Sp.S menjelaskan, dalam penanganan stroke, terdapat istilah golden period atau waktu emas, yaitu penanganan awal yang dilakukan selama kurang dari 4,5 jam.

"Pada fase ini dokter akan melakukan pemeriksaan klinis yang disertai dengan pencitraan otak berupa MRI atau CT scan kepala," kata Meidianie dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Dia menjelaskan, jika hasilnya adalah stroke yang disebabkan oleh sumbatan, akan disiapkan terapi trombolitik yang dimaksudkan untuk membuka sumbatan yang terjadi agar aliran darah ke otak lancar kembali. "Terapi ini diberikan melalui infus intravena selama satu jam, di mana pasien akan dimonitor secara berkala selama terapi dijalankan," ucap Meidianie.

Selain Stroke Center, juga dikenalkan layanan unggulan lainnya, yaitu Vascular Center yang membahas mengenai prosedur EVAR (Endovascular Aneurysm Repair). Prosedur EVAR merupakan suatu metode perbaikan aneurisma aorta abdominalis melalui pendekatan endovaskular.

Menurut Dr dr R Suhartono, Sp.B(K)BV, prosedur EVAR melibatkan penggunaan stent graft. Hal itu berupa perangkat tabung khusus dan ditempatkan di dalam aorta untuk memperkuat dindingnya serta mencegah aneurisma agar tidak pecah.

"Pendekatan endovaskular ini biasanya lebih invasif dari pada pembedahan terbuka tradisional, sehingga pemulihan pasien seringkali lebih cepat," kata Suhartono. Meskipun demikian, sambung dia, keputusan untuk menjalani EVAR tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran dan bentuk aneurisma, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan dari pasien.

CEO RS Premier Bintaro, dr Martha ML Siahaan menyampaikan, pihaknya berkomitmen dalam peningkatan teknologi kedokteran. Tidak hanya fasilitas yang lengkap, sambung dia, melainkan juga didukung oleh dokter dan tim medis yang kompeten. "Namun kualitas rumah sakit bukan hanya bermuara pada dokter saja, tetapi merupakan satu kesatuan kerja yang solid dari berbagai unit yang terkait seperti keperawatan, penunjang medis, dan nonmedis," ucap Martha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement