Sabtu 16 Dec 2023 06:30 WIB

Ilmuwan Temukan Sebab dan Cara Mengatasi Morning Sickness Saat Hamil

Tujuh dari 10 ibu hamil alami mual dan muntah selama kehamilan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Indira Rezkisari
Ibu hamil biasanya mengalami pula gejala morning sickness seperti mual dan muntah.
Foto: Pixabay
Ibu hamil biasanya mengalami pula gejala morning sickness seperti mual dan muntah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mual dan muntah atau morning sickness merupakan gejala yang sangat umum dialami oleh ibu hamil. Kemunculan morning sickness pada ibu hamil ternyata disebabkan oleh sensitivitas terhadap hormon yang diproduksi oleh janin pada plasenta.

Sekitar tujuh dari 10 ibu hamil pasti mengalami mual dan muntah selama kehamilan. Selain itu, dua dari 100 ibu hamil mengalami gejala mual dan muntah hebat yang dikenal dengan nama hyperemesis gravidarum (HG).

Baca Juga

HG bisa membuat ibu hamil mengalami penurunan berat badan, dehidrasi, hingga dirawat di rumah sakit. Selain itu, HG dapat meningkatkan risiko sejumlah komplikasi kehamilan serius seperti preeklampsia dan persalinan prematur.

Sekelompok peneliti dari University of Southern California serta University of Cambridge di Inggris dan Sri Lanka melakukan sebuah studi untuk mengetahui penyebab timbulnya gejala mual dan muntah pada ibu hamil. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Hasil studi menunjukkan kemunculan gejala mual dan muntah atau morning sickness pada ibu hamil dipengaruhi oleh sensitivitas sang ibu terhadap hormon GDF15. Seperti diketahui, hormon GDF15 akan mengalami peningkatan yang signifikan selama masa kehamilan.

Menurut tim peneliti, setiap ibu hamil memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap GDF15. Perbedaan inilah yang membuat ibu hamil mengalami gejala mual dan muntah dengan tingkat keparahan yang beragam.

Tim peneliti mengungkapkan bahwa sensitivitas wanita terhadap GDF15 dipengaruhi oleh kadar hormon GDF15 yang mereka miliki sebelum hamil. Wanita dengan kadar hormon GDF15 yang rendah sebelum hamil cenderung menjadi lebih sensitif terhadap hormon tersebut selama kehamilan.

Sebaliknya, wanita dengan kadar GDF15 yang tinggi sebelum kehamilan tidak akan menjadi terlalu sensitif terhadap GDF15 selama kehamilan. Salah satu faktor yang membuat wanita tidak hamil memiliki kadar GDF15 sangat tinggi adalah gangguan darah genetik bernama beta thalassemia.

Di sisi lain, News Medical mengungkapkan bahwa hormon GDF15 pada wanita yang tidak hamil juga dapat dipicu oleh faktor lain. Salah satunya, hormon tersebut diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap stres.

Potensi Pencegahan

Melalui studi yang mereka lakukan, tim peneliti juga menemukan dua cara yang berpotensi dapat mengatasi masalah sensitivitas ibu hamil terhadap GDF15. Bila masalah ini bisa diatasi, maka ibu hamil mungkin bisa terbebas dari keluhan mual dan muntah yang sangat mengganggu selama kehamilan, terutama HG.

Menurut tim peneliti, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memaparkan GDF15 pada wanita sebelum hamil. Berdasarkan studi pada tikus, cara ini dinilai cukup menjanjikan.

Cara kedua yang bisa dilakukan adalah memberikan terapi antibodi. Terapi antibodi ini bertujuan untuk memblok GDF15 atau reseptor GDF15 di dalam tubuh ibu hamil.

"Studi ini memberikan bukti kuat bahwa salah satu dari dua metode tersebut akan efektif dalam mencegah atau mengobati HG," kata peneliti marlena Fejzo PhD dari University of Southern California Keck School of Medicine, seperti dilansir WebMD pada Sabtu (16/12/23).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement