REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dampak perubahan iklim semakin nyata terjadi di sekitar kita, termasuk yang saat ini paling dirasakan adalah musim kemarau panjang yang diikuti oleh memburuknya kualitas udara dan peningkatan suhu cukup ekstrem dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan, melansir laporan ‘The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’, Indonesia menempati peringkat ke-46 sebagai negara dengan tingkat risiko tinggi atas paparan krisis iklim pada anak-anak. Maka tak heran kini kita sering melihat anak-anak mudah terpapar berbagai penyakit terkait infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) seperti batuk, demam, pilek, dan radang.
Fenomena tersebut diperkuat oleh data surveilans penyakit oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Agustus 2023, bahwa terjadi peningkatan kasus ISPA mencapai 200.000 laporan di puskesmas dan rumah sakit se-Jabodetabek, serta diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun.
Meningkatnya risiko akibat dampak perubahan iklim tentunya memicu kekhawatiran orang tua khususnya para Bunda. Menyikapi riskannya dampak perubahan iklim terhadap tumbuh kembang anak, Nestlé Dancow mengajak para Bunda untuk memastikan buah hati tercinta senantiasa terlindungi dalam mengoptimalkan eksplorasinya yang penuh warna. Yuk, simak rangkaian kiat yang diberikan dalam siaran pers, Rabu (6/12/2023) di bawah ini.
1. Gizi anak
Pastikan kebutuhan gizi anak tercukupi melalui asupan gizi seimbang yang didukung oleh konsumsi air putih, dan susu tinggi protein dan kaya kalsium, guna memastikan perlindungan terbaik buah hati dari serangan penyakit.
Siapkan pelengkap pakaian seperti topi, jaket, payung, atau jas hujan. Penting untuk berjaga-jaga apabila panas atau hujan menerpa saat si buah hati sedang bermain di ruang terbuka untuk melindungi proses eksplorasinya. Bunda juga bisa selalu menyiapkan masker bagi buah hati untuk menghindari risiko polusi udara.
2. Waktu bermain
Tentukan kapan dan berapa lama anak-anak bermain di luar ruang agar mereka terhindar dari paparan sinar UV yang menyengat di tengah panasnya cuaca beberapa waktu terakhir. Bunda bisa gunakan tabir surya sebagai proteksi ekstra bagi anak. Lalu, pada sore hari menjadi waktu yang disarankan untuk anak tercinta bermain di area terbuka karena suasana yang cenderung rileks karena turunnya suhu udara.
3. Waktu istirahat
Tentukan waktu istirahat dan pastikan kebersihan anak terjaga dengan membiasakan untuk selalu cuci tangan dan kaki saat memasuki rumah setelah bermain di luar ruangan agar terhindar dari berbagai penyakit ketika bereksplorasi, terlebih di luar ruangan pada peralihan cuaca saat ini.
4. Cek prakiraan cuaca
Rutin mengecek prakiraan cuaca dan kualitas udara setiap hari untuk memprediksi cuaca dan risiko polusi yang mungkin terjadi saat anak bermain di luar ruangan, atau ketika hendak merencanakan pergi keluar bersama keluarga.