REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah varian virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya menginfeksi seorang pria di Peru. Virus misterius ini diduga berasal dari hutan di Amerika Selatan.
Pria muda yang terinfeksi oleh virus tak dikenal tersebut mendatangi rumah sakit dengan gejala yang relatif umum. Gejala tersebut adalah demam, menggigil, serta nyeri otot dan sendi.
Sampel darah dari pria tersebut lalu dianalisis oleh tim peneliti. Mereka menemukan bahwa patogen yang menginfeksi sang pria merupakan sebuah virus dari keluarga phlebovirus.
Patogen-patogen dari keluarga phlebovirus diketahui bisa menyebar lewat lalat pasir, nyamuk, dan kutu. Bila menginfeksi, patogen-patogen ini dapat menyebabkan demam tinggi, sakit kepala berat, serta meningitis, seperti dilansir Mirror pada Selasa (5/12/23).
Jenis penyakit yang paling banyak disebabkan oleh virus-virus dari keluarga phlebovirus adalah demam Rift Valley atau demam lembah Rift. Demam Rift Valley merupakan penyakit zoonosis yang lebih banyak ditemukan pada hewan, tetapi juga bisa mengenai manusia. Pada kasus yang berat, penyakit ini bisa menyebabkan demam berdarah berat yang berpotensi mengancam nyawa.
Phlebovirus terdiri atas 66 spesies virus. Sebanyak sembilan spesies di antaranya pernah terdeteksi di Amerika Tengah dan Selatan. Di kedua wilayah tersebut, kesembilan spesies virus ini menyebabkan sakit demam.
Sejauh ini, hanya ada tiga jenis virus phlebovirus yang pernah ditemukan di Peru. Ketiga jenis virus tersebut adalah Echarate virus (ECHV), virus Maldonado, dan virus Candiru. Virus misterius yang menginfeksi pria di Peru kemungkinan berkaitan dengan jenis virus ECHV.
Virus misterius yang menginfeksi pria di Peru ini sebenarnya terdeteksi pada 2019 di Hospital De La Merced Chanchamayo. Akan tetapi, hasil analisis mengenai virus misterius tersebut baru dipublikasikan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases belum lama ini.
Berdasarkan hasil analisis, tim ilmuwan menyatakan bahwa kemunculan virus misterius tersebut tak dapat dijelaskan oleh mutasi. Artinya, virus tersebut kemungkinan merupakan sebuah virus yang benar-benar baru.
Ikuti Whatsapp Channel Republika