REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ubai Youssef Abu Maria baru saja dibebaskan oleh tentara Israel dan kembali kepada keluarganya di Palestina. Pemuda 18 tahun itu punya pengalaman panjang yang getir dengan Israel, mengingat dia telah enam kali ditawan, dimulai ketika ia berusia 14 tahun.
Penawanan terakhir Ubai berlangsung selama dua bulan. Dia tidak mendapat makanan yang layak di dalam penjara, sehingga ketika di rumah dia langsung meminta menu favoritnya, hidangan qalayet banadora, zaatar, dan secangkir teh manis.
Dikutip dari laman Aljazirah, Selasa (5/12/2023), keluarga Ubai tinggal di utara Hebron. Saat pertama kali ditangkap pasukan Israel, dia berusia 14 tahun dan ditahan selama 15 hari. Setahun kemudian, dia ditangkap lagi dan ditahan selama sembilan bulan.
Terakhir kali, dia ditangkap pada 8 Oktober 2023. Dia diberi tahu bahwa dia akan berstatus tahanan administratif yang masa tahanannya berlangsung selama enam bulan.
Akan tetapi, sering diperpanjang berulang kali dan orang yang ditahan tersebut tidak pernah dituntut atau diadili.
Kemudian, "jeda kemanusiaan" diumumkan antara Israel dan Hamas bulan ini, dengan pertukaran tawanan dengan tahanan sebagai bagian dari kesepakatan. Orang tua Ubai, Fidaa dan Youssef, berdoa agar putra mereka dibebaskan.
Akhirnya, Ubai menjadi tahanan Palestina gelombang ketujuh dan terakhir yang dibebaskan dari tahanan Israel.
Dia dibebaskan pada Kamis pekan lalu dan berjumpa keluarganya hari Jumat. "Saya melihat kebahagiaan di mata ayah saya," kata Ubai, menceritakan momen ketika dirinya akhirnya bebas dan berjumpa orang tuanya.
"Dia mengkhawatirkan saya di tahanan, terutama karena lengan saya terluka," ujarnya lagi.
Lengan Ubai luka akibat ditembak di bagian siku oleh pasukan Israel. Akibatnya, lengannya kehilangan 70 persen fungsi.
Dia telah menjalani perawatan pascabedah. Namun penangkapan hanya satu bulan setelah pin platinum dilepas dari sikunya, sehingga belum pulih benar.
Berulang kali Ubai mengatakan....