Rabu 29 Nov 2023 00:18 WIB

Tanpa Disadari, Kebiasaan yang Dilakukan Sehari-hari Ini Bisa Merusak Hati

Ada sejumlah hal yang bisa memicu kerusakan hati namun jarang disadari orang-orang.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Pasien mengalami kerusakan hati (ilustrasi). Ada beberapa hal mengejutkan yang ternyata bisa merusak hati.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pasien mengalami kerusakan hati (ilustrasi). Ada beberapa hal mengejutkan yang ternyata bisa merusak hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hati merupakan organ internal terbesar di dalam tubuh. Seperti ukurannya yang besar, hati juga memikul tanggung jawab besar untuk menunjang kesehatan tubuh.



Beberapa fungsi organ hati adalah menyingkirkan zat kimia berbahaya dari tubuh dan memecah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, hati juga berperan dalam mengontrol kadar gula darah hingga melawan infeksi kuman.



Baca Juga

"Hati memiliki banyak pekerjaan penting yang harus dilakukan," kata WebMD, seperti dikutip Republika.co.id pada Selasa (28/11/2023).



Bila kesehatannya terganggu, beragam peran penting hati akan ikut terhambat. Ironisnya, ada sejumlah hal yang bisa memicu kerusakan hati namun jarang disadari oleh kebanyakan orang. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat memicu kerusakan hati tersebut:

1. Gula



Asupan gula yang berlebih ternyata bisa membahayakan kesehatan hati. Seperti diketahui, hati menggunakan jenis gula bernama fruktosa untuk membuat lemak. Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula dan sirup jagung berfruktosa tinggi, lemak akan menumpuk di hati dan memicu penyakit hati.



Beberapa studi menemukan bahwa gula dapat memberikan efek pengrusakan hati yang sama seperti alkohol. Bahkan, lemak berlebih pada hati bisa memicu bahaya meski individu yang bersangkutan tidak bertubuh gemuk. Untuk menghindari risiko-risiko ini, batasi asupan gula maksimal 50 gram per hari untuk orang dewasa, seperti anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).



2. Suplemen vitamin A



Vitamin A merupakan salah satu mikronutrien yang diperlukan oleh tubuh. Opsi terbaik untuk mendapatkan asupan vitamin A adalah melalui konsumsi buah dan sayur segar, terutama yang memiliki warna merah, oranye, atau kuning.



Asupan vitamin A juga bisa didapatkan dari suplemen. Akan tetapi, suplemen biasanya mengandung vitamin A dalam dosis yang tinggi. Asupan vitamin A berlebih dari suplemen berpotensi memicu timbulnya masalah pada hati. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen vitamin A.



3. Parasetamol



Asetaminofen atau lebih dikenal sebagai parasetamol merupakan jenis obat yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri punggung, sakit kepala, hingga demam. Meski bermanfaat, parasetamol sebaiknya tidak digunakan secara berlebihan atau melewati dosis yang dianjurkan. Penggunaan parasetamol yang berlebih bisa membahayakan hati.



4. Minuman soda



Studi menunjukkan bahwa orang yang gemar mengonsumsi minuman bersoda lebih berisiko untuk terkena penyakit perlemakan hati non alkoholik. Oleh karena itu, konsumsi minuman bersoda sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari.



5. Suplemen herbal



Tak semua yang dilabeli "alami" atau "natural" baik untuk kesehatan. Sebagai contoh, suplemen herbal bernama kava kava kerap dipromosikan sebagai suplemen yang ampuh untuk meredakan keluhan menopause.



Nyatanya, studi menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kava kava bisa mengganggu kerja organ hati. Bahkan, suplemen herbal ini dapat memicu terjadinya hepatitis dan gagal hati.



Di beberapa negara, peredaran suplemen kava kava sudah dilarang. Karena itu, biasakan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mencoba suplemen herbal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement